Mohon tunggu...
Vidia Hawaria
Vidia Hawaria Mohon Tunggu... -

Proud Indonesian | Pharmacist | Foreign-language Pervert

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sang Penggerak Barisan Muda

2 Mei 2014   16:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:57 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Selasa sore lalu tiba-tiba air mata menggenangi pelupuk mata saya. Kalau tidak ingat si Bos Jepang yang masih mondar-mandir bertanya soal pekerjaan, mungkin saya sudah lari ke kamar mandi, cuci muka untuk menyamarkan mata yang sudah berkaca-kaca ini.

Buat orang kebanyakan, ini akan terdengar lebay, aneh, dan tidak masuk akal tetapi saya tidak peduli.

Sore sekitar jam 5 itu saya sedang rileks sejenak di kantor dengan melihat-lihat update terbaru di akun jejaring sosial. Ada kejutan menyenangkan melihat beberapa teman yang sebelumnya adem ayem saja tiba-tiba kini ikut menyebarkan awareness tentang gagasan-gagasan Anies Baswedan, bakal Capres Partai Demokrat.

"Indonesia punya banyak masalah bukan karena banyak orang jahat, tapi karena orang-orang baik memilih diam dan mendiamkan" - Anies Baswedan

Kalimatyang kembali beliau sampaikan di Final Debat Konvensi Partai Demokrat itu rupanya memang punya pengaruh magis untuk kami anak-anak muda. Adik kelas saya, seorang developer game muda Indonesia mengutipnya di status Facebook-nya. Sementara sahabat saya, seorang manajer di salah satu bank BUMN, menulisnya di secarik kertas, menempelnya di monitor komputer, lalu mengunggah fotonya di Path.

Semakin banyak yang menyebarkan gagasan dan pikiran Mas Anies merupakan dukungan berarti bagi kami 24.000++ Relawan Turun Tangan untuk bersama-sama mengubah permainan politik di Indonesia.

[caption id="attachment_322256" align="alignnone" width="318" caption="Photo credit: Anies Baswedan on Facebook"][/caption]

Berkali-kali saya berbisik, "Alhamdulillah. Terima kasih, ya Allah."

***

Ada banyak sekali alasan mengapa saya menitipkan harapan kepada seorang Anies Baswedan untuk memimpin negeri ini agar dapat mensejahterakan rakyatnya sekaligus membuat Indonesia semakin disegani di mata dunia. Gagasan-gagasan beliau solutif dan out of the box, khas pemimpin muda di era modern.

Secara garis besar, ada 2 hal yang membuat saya mendukung Mas Anies sebagai pemimpin Indonesia yang paling pas dan cerdas saat ini.

1. Pembangunan Indonesia berfokus pada pembangunan manusianya

Tepat sasaran, langsung ke segala pangkal permasalahan.

Seringkali ketika orang membaca gagasan Mas Anies ini, mereka akan berkata, "Wah, jadi Menteri Pendidikan saja, Pak. Cocok." Kemungkinan karena Mas Anies dikenal luas sebagai penggagas Gerakan Indonesia Mengajar, suatu bentuk turun tangan anak-anak terbaik bangsa untuk menebar inspirasi pada anak-anak SD dan lingkungan sekitarnya di pelosok-pelosok Indonesia.

Padahal pembangunan manusia Indonesia bukan hanya soal membenahi sistem pendidikan. Ada pekerjaan yang jauh lebih besar dan mendasar daripada itu, serta memiliki dampak yang besar pula pada masyarakat. Coba perhatikan hal-hal kasat mata di sekitar kita yang merupakan gejala belum meratanya kualitas manusia Indonesia yang sehat dan terdidik.

Ada bangku taman kota dicuri besinya.

Ada rel kereta atau struktur jembatan yang dipreteli sehingga membahayakan jiwa orang yang berada di atasnya.

Ada anak SD yang dikeroyok teman-teman sekolahnya hingga meninggal.

Jumlah SMA dan SMP yang masih timpang dibandingkan dengan jumlah SD.

Masih ada orang yang kesulitan mendapatkan akses ke fasilitas sanitasi yang baik di wilayahnya.

Masih ada orang yang meninggal, tak tertolong karena fasilitas pelayanan medis yang tidak memadai

Masih banyak bayi yang meninggal karena rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua tentang kesehatan.

Sumber daya manusia adalah aset terbesar Indonesia. Tidak bisa pembangunan manusia Indonesia hanya mengandalkan program-program Menteri Pendidikan atau Menteri Kesehatan saja. Adalah Presiden sebagai pembuat prioritas kebijakan dalam pengelolaan APBN. Anggaran mencerminkan visi pemimpin.

2. Konsep kepemimpinan yang menggerakkan

Anies Baswedan ini sosok pemimpin yang anti-mainstream.

Di saat para calon pemimpin lain bilang, "Pilih saya! Saya akan ubah ini, saya akan selesaikan masalah itu...", beliau selalu mengajak kita semua merasa memiliki masalah yang ada di negeri ini dan turun tangan menyelesaikannya sama-sama.

"Pemimpin harus memberikan arah dan prioritas yang jelas, namun pekerjaan-pekerjaan besar hanya dapat kita lakukan jika semua komponen bangsa ini turun tangan." - Anies Baswedan

Ada 1000 sosok seperti Mas Anies pun tidak akan dapat memperbaiki kondisi Indonesia jika rakyatnya hanya bisa jadi problem speaker, pesimis, hanya bisa mengeluh di media sosial, atau sebatas tukar pendapat di seminar-seminar.

[caption id="attachment_322265" align="alignnone" width="318" caption="Photo credit: Anies Baswedan on Facebook"]

1398972553787259387
1398972553787259387
[/caption]

Awalnya pasti banyak kritik pedas dan ucapan nyinyir dari orang-orang sekitar. Para pesimis yang sudah skepstis dengan dunia politik Indonesia. Sampai sekarang pun masih tetap ada. Ya biar saja. Toh, tidak ada sejarahnya para pesimis pernah mengubah dunia.

Hey, sejak kapan kita menjadi bangsa yang suka putus asa?

Coba lihat barisan solid anak muda yang tak gentar dengan politik uang, yang optimis dengan Indonesia di masa depan. Siapa yang menduga dalam waktu beberapa bulan saja bisa terkumpul begitu banyak anak muda yang dengan suka dan rela mendukung gerakan politik sehat dan beradab. Tanpa baliho, tanpa iklan di TV, karena kami memang tidak punya sumber daya luar biasa.

Kami relawan, bukan bayaran. Harga diri dan dukungan kami tidak bisa dirupiahkan.

Orang melihat kami mungkin hanya sebagai pendukung Anies Baswedan, tapi kami punya misi yang lebih besar dari itu. Bersama-sama kami ingin kembalikan proses politik menjadi arena pertarungan ide dan gagasan, bukan mobilisasi rupiah besar-besaran. Masukkan sebanyak-banyaknya orang baik, tarik keluar orang-orang bermasalah.

24,000  and counting!

***

Bagi saya pribadi, ide-ide Mas Anies yang inspiratif juga telah banyak mempengaruhi kehidupan saya sehari-hari.

Anies Baswedan yang menggerakkan saya untuk tidak menjadi generasi muda yang buta akan sejarah bangsanya.

Berkali-kali Mas Anies mengingatkan kita bahwa republik ini didirikan oleh orang-orang yang sudah selesai dengan dirinya. Setelah bertahun-tahun, akhirnya saya mulai baca buku sejarah lagi. Saya mulai mencari tahu biografi tokoh-tokoh pemimpin kita di masa lalu; Soekarno, Hatta, Agus Salim, Prawoto Mangkusasmito, M. Natsir, M. Roem, Sjahrir, Ignatius J. Kasimo dsb. Kalau ada yang mau kasih pinjam saya bukunya boleh juga :)

Ada 1 video Mas Anies di Youtube yang membuat saya merinding sampai agak banjir air mata, judulnya "Bedakan Lawan dengan Musuh". Yang belum nonton, coba tonton dulu videonya. Mungkin Anda jadi merindukan sosok para pemimpin dahulu yang meskipun berbeda pandangan namun rukun, bahkan memikirkan hajat hidup satu sama lain.

Anies Baswedan yang menggerakkan saya untuk melakukan riset selama 3 minggu sebelum menjatuhkan pilihan calon wakil saya pada Pemilu Legislatif 9 April 2014.

Alasannya? Selain kutipan beliau tentang orang baik di atas, cukup lihat gambar di bawah ini saja. Setelah mencoblos 9 April lalu saya juga mencoba mencari kontak para calon wakil rakyat pilihan saya, menyatakan dukungan saya, dan pada mereka saya sampaikan bahwa jika mereka terpilih, "I'll be watching over you."

[caption id="attachment_322267" align="alignnone" width="258" caption="Photo credit: Anies Baswedan on Facebook"]

13989785491841051063
13989785491841051063
[/caption]

Anies Baswedan yang menggerakkan saya untuk bergabung dengan sebuah komunitas relawan yang bergerak di bidang pendidikan.

Alhamdulillah ini menjadi ikhtiyar turun tangan pertama saya di tahun ini untuk pendidikan Indonesia. Karena lebih baik menyalakan banyak lilin daripada mengutuk kegelapan.

Bagaimana dengan Anda? Mau urun angan? Atau lipat tangan?

Saya pilih berjuang. Saya pilih turun tangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun