Mohon tunggu...
Pipit Lestari
Pipit Lestari Mohon Tunggu... -

Banyak hal berseliweran di kepala untuk segera dimuntahkan dalam bentuk kata-kata, sayangnya saya sulit berdamai dengan aksara. Retorika seolah menumpulkan otak dan melumpuhkan jemari. Daripada gila, lebih baik tumpahkan saja. Walau pada akhirnya hanya sekedar menorehkan sampah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bila Self Esteem Melemah

4 April 2011   03:16 Diperbarui: 13 Januari 2016   03:52 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh sangat mengesalkan ketika kegagalan datang menghampiri, padahal kita sudah berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Namun keadaan berkata lain, ada saja yang menghalanginya, sesuatu yang kita inginkan memang tidak selalu ada ketika kita sangat mengharapkannya. Rasanya menjadi orang yang paling sengsara sedunia kerena kita tidak bisa memperolehnya, padahal perjuangan yang dilakukan tidak sedikit.

Lalu kita mulai menyalahkan diri sendiri atas kegagalan yang terkadi. Merasa jadi pecundang, bodoh, orang tak berguna, dan persepsi lainnya yang secara tersirat menafsirkan bahwa kita menganggap remeh diri sendiri. Pelan-pelan penghargaan terhadap diri sendiri pun mulai hilang. So, kalau kita sudah tidak menghargai diri sendiri, bagaimana dengan orang lain?

Penghargaan terhadap diri sendiri atau yang dikenal dengan self esteem akan muncul saat kita banyak bersyukur walau dalam keadaan apapun. Kegagalan bukanlah alasan untuk berhenti bersyukur atas segala kenikmatan yang telah kita peroleh. Secara tidak langsung kita sudah meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri dengan rasa ikhlas yang ditimbulkan oleh rasa syukur yang selalu kita panjatkan. Menerima kegagalan dengan lapang dada akan membuat kita senantiasa berpikir positif, karena prasangka buruk kerap kali muncul pada orang yang tidak berjiwa besar menerima kegagalan.

Misalnya ketika kita sudah kuliah dengan rajin, selalu mengerjakan tugas dari dosen, belajar dengan sungguh-sungguh saat menghadapi menghadapi ujian, namun ternyata indeks prestasi yang kita dapatkan masih di bawah angka tiga. Bagi orang yang tidak bijak menanggapinya, keadaan ini akan membuatnya terpuruk dan berpikir negatif terhadap diri sendiri. Efeknya bisa mengakibatkan hilangnya rada percaya diri dan merasa usaha yang selama ini dilakukan sia-sia. Sehingga kegagalan ini tidak dijadikan pemicu untuk berusaha lebih maksimal di masa yang akan datang, namun dijadikan kambing hitam dalam ketidaksuksesannya. Lalu muncullah paradigma pesimis karena merasa upaya tidak sesuai dengan hasil. Buat apa gue capek-capek belajar? Kalo IP gue gak bisa tinggi. Mending kayak Si X aja, kuliah nyantai, enggak pontang-panting kayak gue, IP kita gak beda jauh tuh . Nah, pikiran semacam inilah yang menyebabkan seseorang patah arang, tidak mau berusaha untuk hasil yang lebih baik di masa datang.

Beda dengan orang yang memiliki self esteem yang baik, dia dengan bijaksana menerima hasil yang ia dapatkan walaupun tidak sesuai dengan target yang diinginkan. Introspeksi diri juga penting untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu, pasti ada sesuatu yang salah sehingga target yang kita tetapkan meleset. Bersyukur bahwa kita bukanlah satu-satunya yang gagal, bersyukur kita diberi kesempatan untuk memperbaikinya. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan rasa pede ( self confidence) yang kita miliki. Rasa percaya diri sangat berperan besar dalam menciptakan keberhasilan. Kalau kepercayaan diri sudah hilang, bagaimana cara mencapai sukses?

Self esteem terbentuk kala kita merasa puas dengan hasil yang diperoleh oleh usaha-usaha yang kita lakukan. Nah, jika kita sering merasa gak puas atau menganggap diri kita gagal dalam mencapai sesuatu, maka penghargaan terhadap diri sendiri itu pun akam semakin menipis. Menurut para ahli, high self esteem akan menciptakan rasa nyaman pada diri kita sehingga emosi yang muncul juga positif. Ketika kita puas dengan kinerja yang telah kita lakukan, otomatis kita dapat menerima apapun hasil dari kerja keras kita tersebut. Tidak ada lagi acara bermuram durja berlebihan yang merugikan diri sendiri akibat kita tidak bisa berdamai dengan realita.

Dalam psikologi mengenai konsep diri, ada teori yang dipaparkan oleh ahli tentang pembentukan self esteem. Penghargaan terhadap diri kita tergantung pada harapan-harapan yang ingin dicapai ( ideal self), dan sesuatu yang seharusnya terjadi ( actual self). Ideal self adalah ukuran ideal terhadap suatu hal, bisa juga dianggap sebagai target yang ingin kita capai. Misalnya, harapan seorang mahasiswa, bisa tamat dalam masa studi yang singkat, IPK di atas tiga koma lima, meraih predikat summa cum laude, bisa bekerja di perusahaan bonafit. Ukuran ini biasanya berurusan dengan hal-hal yang berbau 'keindahan', orang cederung memiliki harapan yang indah-indah, tidak ada orang yang menginginkan sesuatu yang buruk untuk dirinya.

Lalu apa yang dimaksud dengan actual self? Sebagai contoh, seorang mahasiswa (lagi-lagi mahasiswa) punya harapan untuk dapat nilai A pada semua mata kuliah yang diambil semester ini, sedangkan semester lalu tak satupun huruf A menghiasi kartu hasil studinya bahkan dia tidak lulus dalam beberapa mata kuliah. Nah, actual self adalah kenyataan bahwa di kartu hasil studinya tidak terdapat huruf A dan terhampang huruf E di sana. Sering kali target tidak sama dengan aktualisasi. Banyak hal yang menyebabkan baik yang berasal dari diri sendiri, pengaruh lingkungan, maupun faktor di luar kendali kita.

Seperti halnya ilmu pasti, dalam psikologi juga terdapat rumus untuk menciptakan pengembangan diri yang baik. Self esteem sama dengan actual self kurang ideal self. Rumus tersebut dapat kita pergunakan untuk mengetahui kadar self esteem dalam diri kita dengan cara mencari selisih antara fakta yang seharusnya terjadi dan harapan kita. Oke, kita ambil perumpamaan lain, misalnya berat badan kita saat ini 60 kg dan berat badan ideal yang kita harapkan adalah 45 kg. Berarti selisih yang kita dapatkan adalah 15 kg, inilah yang menentukan kadar self esteem kita. Semakin besar gap-nya , makin rendah self esteem-nya. Untuk meningkatkan self esteem, kita siasati dengan mengkombinasikan nilai actual self dan ideal self dengan semestinya. Seperti dengan tidak memasang target terlalu tinggi, perwujudan ideal self dengan dibarengi usaha yang maksimal, dan menetapkan target tahap demi tahap.

Punya harapan akan sesuatu hal memang wajib dimiliki. Setiap orang punya mimpi. Salah satu kunsi kebahagiaan adalah mempunyai impian, sedangkan kunci kesuksesan itu sendiri adalah mewujudkan impian. George Lucas mengatakan, "Dreams are extremely important. You can't do it unless you imagine it", kamu tidak akan dapat melakukan apa-apa sebelum kau membayangkannya. Orang-orang cenderung termotivasi untuk melakukan apapun agar mimpinya terwujud. Hidup akan tersa lebih bergairah jika kita memiliki mimpi. Seperti kata Sthephen Butler Leacock, "It maybe that those who do most, dream most", mereka mengerjakan sesuatu dengan giat karema mereka menginginkannya.

Tapi tentu saja mimpi juga harus punya target yang jelas. Kita harus menentukan target jangka pendek untuk mencapai target jangka panjang. Hidup memang butuh perencanaan yang matang, kita harus menentukan target dan langkah-langkah yang akan kita ambil untuk merealisasikan target tersebut. Tentunya target kita itu bukan hal yang muluk-muluk. Kita harus mengukur seberapa besar kemampuan yang kita miliki. Selain itu kita juga harus memperhitungkan faktor-faktor penghambat, termasuk hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Karena apabila kita berhasil mencapai target maka penghargaan terhadap diri juga akan bertambah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun