Mohon tunggu...
Ay Mahening
Ay Mahening Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Puisi adlh hal yg paling suka aku baca...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[HUT RTC] Sebelas Menit untuk Kita

10 Maret 2016   10:27 Diperbarui: 10 Maret 2016   16:31 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu Kedua : Mengapresiasi Sebuah Novel

 

: Namamu
 Aku tak pernah tahu
 Jika mengingatmu
 Selalu menyebut namamu lengkap

 : Dirimu
 Tiga menit pertama aku menatap senyummu
 Delapan menit berikutnya
 Kita saling mentasbihkan rindu
 Akankah menjadi sebelas menit yang indah,
 untuk selamanya ?

: Ketakutanmu
 Selalu kau katakan
 Jika kau takut naik pesawat
 Apakah kau merasa, jika naik pesawat
 ibarat kucing dalam kotak berisi kapsul sianida?
 Apa karena dirimu menyadari,
 jika orang-orang di luar sana tidak tahu bagaimana kamu sampai mendarat nanti?
 Atau,
 karena kamu merasa mempercayakan nasibmu di tangan pilot ?
 Tidak
 Jangan pernah berpikir seperti itu, sayang

 : Bersamaku
 Aku ingin menggenggam tanganmu jika ada ketakutan itu
 Sebelas menit paling kritis di dalam pesawat
 akan aku tenangkan dari pikiranmu

 : Kita
 Selalu ada tanya
 akankah Kau, Aku
 menjadi Kita ?
 “Love does not consist of gazing at each other, but in looking outward together in the same direction”

 

Surabaya, 10-03-2016

Sumber gambar : dokumen pribadi

 Terinspirasi novel CRITICAL ELEVEN karya IKA NATASSA

Dalam dunia penerbangan, di kenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat. Tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing. Karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu.

In a way, it’s kind the same with meeting people. Tiga menit pertama, kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu delapan menit sebelum berpisah. Karena delapan menit ketika senyum, tindak tanduk dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.


 Karya ini di ikutsertakan dalam rangka memeriahkan HUT Perdana Rumpies The Club

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun