Mohon tunggu...
Ay Mahening
Ay Mahening Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Puisi adlh hal yg paling suka aku baca...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[HUT RTC] Mencintaimu dengan Sederhana

1 Maret 2016   14:24 Diperbarui: 1 Maret 2016   15:00 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Minggu pertama (terinspirasi oleh puisi)

 

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Titik. Jangan pernah kau katakan lagi itu, De. Bukankah sering kita bahas bersama. Apa masih kurang jelas?

 “Gin, aku laki-laki sederhana”

 Hellowwww.....memang diriku mencintaimu karena posisi kamu? Bukan, De.
 Karena kamu seorang manajer, aku mencintaimu? Bukan. Kau salah besar jika menilai rasa ini hanya sebatas itu.

Dede, sering kau berikan aku beribu alasan untuk membencimu. Tapi lihatlah apa yang kau temukan. Semakin kau memberi alasan, semakin besar itu juga alasanku mencintaimu.

 “Kau mencintai laki-laki yang salah, Gin”

 Itu lagi bukan? Apakah karena kau terlalu sering disakiti sehingga membuatmu menilai bahwa diriku sama seperti mereka ? Jangan pernah kau berpikir seperti itu, De.

Kulibas bayanganmu, yang menyusuri pelupuk mataku. Hatiku tak pernah mampu, saat ucapmu merindu.
 De, adakah disudut ruang hatimu merupakan tempat singgahku yang akan selalu indah? Hingga diriku tak akan pergi dari sana?

Awan dan hujan menyatukan cinta, memahat lukisan alam di mega-mega. Hingga luruh ke bumi. Menaburkan kasih sayang untuk kita. Dan membentangkan alur kehidupan untuk kita, De.

Bangun!
 Buka matamu, De. Lihatlah, betapa luas dunia bila kita mau menghampirinya.  Ayo kita kesana, menatap indahnya senja di ujung cakrawala. Hingga malam menjemput dalam peraduan. Biarkan, semua sesederhana itu.

 

Surabaya, 01 Maret 2016

 

Tulisan ini terinspirasi puisi Sapardi Djoko Damono :

 “aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan
 kayu kepada api yang menjadikannya abu
 aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
 dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”


Sumber gambar : disini

 

Karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun perdana Rumpies The Club

 


 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun