Mohon tunggu...
Ay Mahening
Ay Mahening Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Puisi adlh hal yg paling suka aku baca...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angin, ijinkan Aku Melukisnya

28 April 2014   21:47 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:05 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13986710611790735427

....melukismu .....

Ku coba mengangkat kepala

Kupejamkan mata

Kurasakan angin sepoi mengelus keceriaan di wajahku

Rasa damai mengalir dari tiap rongga-rongga jiwa

Dalam tetesan embun, aku merasakan deru nafasmu

Entah sampai kapan netraku mampu menahannya

Angin, datanglah

Angin, bawa aku terbang kepada nya

.

Awan sirrus bertingkah manja

Memainkan tarian rindu di angkasa

Lautan kerinduan tumpah dalam gelombang biru

Aku ingin melintas batas cakrawala

Aku ingin terbang menggapai keindahan

Karena aku menyadari rindu telah berukir indah di dinding kalbu

Sebab keindahan hariku ada, karena senyummu dan tatapan netra sahajamu

Padamu Sang Bagaskara

Telah aku sematkan benang-benang harapan

Diantara gugusan awan biru

.

Wahai, Sang Bagaskara,

Ijinkan aku melukis mu

Pada senja di kanvas indah hatimu

Ku teguk lembayung jingga

Dan biarkan tarian pelangi meliuk-liuk

Membentuk siluet di ujung cakrawala

Menghamparkan jalan suci cinta

Cukup bagiku mencintaimu di sudut senja

.

Angin, indahnya senja ini

Seperti pada keindahan pertemuan kita

Lihatlah ke bintang yang berderet tiga buah itu

Angin, izinkan aku mencium aroma tubuhnya

Angin, izinkan aku mengalir di tiap aliran darahnya

Tiap hembusan nafasku adalah dirinya

Angin, kau pernah membawa suara kekasihku pada ku

Angin, aku ingin selalu di sisi nya

Angin, bersama nya aku memahat mimpi-mimpi

.

28 April 2014, Surabaya

( Special untuk mas Syafriansyah...aku ucapkan terimakasih karena selalu memberikan dorongan untuk belajar menulis dan selalu tidak bosan memberikan masukan )

.

Sumber gambar :http://automobilein.com/love-cute-wallpaper/






">

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun