Mohon tunggu...
Pipin Piniman
Pipin Piniman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Rancah Kabupaten Ciamis

Dilahirkan Tuhan sebagai manusia di bumi, sama seperti manusia lain, ia cenderung bahagia dan polos saat anak-anak, lalu penuh kepura-puraan ketika dewasa. Dalam personality test gratisan ia seorang INFJ-T, 69% cenderung introvert, senang duduk di tempat yang tidak terlalu ramai lalu meramaikan diri dengan tanya jawab diri ke dirinya sendiri, beberapa hasil tanya jawab tersebut ditulis dalam catatan kecil berupa celotehan yang diketik dengan kedua jari telunjuknya di keyboard, lalu dititipkan di IG, Whatpadd, Kompasiana maupun Wordpress pribadinya, beberapa lagi dihimpun dalam buku yang diterbitkan berjudul "Celoteh Dua Jari: Karena Hidup adalah Kumpulan Catatan" dan tulisan antologi dalam buku berjudul "Bisikan Sayang Untuk Buah Hati".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Dwi Mingguan ke-3 Modul 1.3. Visi Guru Penggerak

27 Juli 2024   09:54 Diperbarui: 27 Juli 2024   10:22 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam Guru Penggerak!

Pada refleksi dwi mingguan yang ketiga ini, saya mempelajari materi modul 1.3 tentang visi guru penggerak, pelajaran yang sungguh luar biasa bermakna dalam perjalanan belajar saya, saya menyadari bahwa ada tujuan penting di masa depan yang harus diperjuangkan oleh seorang guru, ada mimpi besar yang merobek sekat ruang kelas dan waktu, bahwa yang sedang diupayakan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah tidak hanya tentang ruang lingkup yang terbentuk di ruang kelas dan pada waktu tertentu, melainkan untuk tujuan yang jauh lebih besar yaitu membentuk sebuah generasi yang memiliki karakter profil pelajar pancasila utuh di masa depan.

Puisi Ir. Soekarno berjudul “Aku Melihat Indonesia” mengajarkan saya untuk melihat keutuhan dan keluasan berfikir, bahwa apa yang ditemui dalam detail karakteristik kecil di sekolah setiap hari, adalah perwujudan wajah generasi besar di masa depan, generasi utuh yang akan menjalani kehidupan sebagai manusia tunggal sekaligus manusia bermasyarakat, generasi yang memiliki kemampuan dan karakter baik, generasi yang harus bahagia dan selamat setinggi-tingginya. Kondisi yang ingin dicapai tersebut harus menjadi impian atau keinginan yang sungguh-sungguh harus diperjuangkan perwujudannya oleh kita sebagai pendidik, impian dan keinginan besar itulah yang disebut sebagai visi.

Dalam merealisasikan visi, kita dapat menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif, yaitu pendekatan yang menekankan pada kekuatan yang dimiliki, penghargaan, pengakuan, dan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai, makna, atau esensi dari suatu keadaan. Sebagai manusia yang tidak sempurna, tentu kita tidak menafikan kelemahan yang kita miliki, tetapi kita bisa merubah cara pandang dan titik fokus perhatian kita kepada kekuatan yang ada pada diri alih-alih terpaku pada memikirkan kelemahan dan lupa pada kelebihan. Pergeseran cara pandang tersebut membuat kita lebih konsentrasi pada arah yang positif, kita akan selalu berfikir apa yang bisa kita lakukan dan sumbangkan dari kekuatan yang dimiliki, upaya yang dapat dilakukan setiap hari, setiap saat, bergerak, bergerak dan terus bergerak.

Upaya mewujudkan visi tentu tidak mudah, perlu langkah-langkah kongkrit yang berkelanjutan, pada kondisi ini saya teringat konsep trikon Ki Hadjar Dewantara, yaitu kontinu, konvergen dan konsentris, saya rasa sangat benar kita mengupayakan langkah kita dalam mewujudkan visi harus selalu berkelanjutan serta berkesinambungan, mengambil pelajaran bermakna dari berbagai sumber, dan harus tetap memperhatikan kepribadian kita sendiri.

Visi besar itu diejawantahkan dalam prakarsa-prakarsa perubahan kecil yang logis dan dapat dilakukan, prakarsa perubahan merupakan langkah awal untuk memulai perubahan, langkah untuk memulai pergerakan mencapai kondisi yang diharapkan, kondisi yang diharapkan ini adalah wujud visi secara realistis yang dapat kita temu kenali setelah prakarsa perubahan dilakukan. Dalam penyusunan prakarsa perubahan, kita dapat lakukan dengan membuat alur kanvas BAGJA, BAGJA adalah akronim tahapan dari Buat Pertanyaan Utama, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana dan Atur Eksekusi, lima tahapan penyusunan tersebut kita lakukan untuk menemukan rencana yang akan dilakukan secara utuh supaya hasil yang akan dicapai juga optimal.

Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah kolaborasi positif dalam mewujudkan visi, karena visi mewujudkan sebuah generasi tidak akan mungkin dicapai hanya oleh seseorang, melainkan membutuhkan tindakan kolektif, kerja sama dan gotong royong, perlu pengkomunikasian visi yang baik, bahwa visi yang ada adalah visi bersama, sehingga setiap individu memiliki komitmen yang sama dalam mewujudkannya.

Dalam refleksi dwi mingguan tentang apa yang telah saya uraikan di atas, saya masih menggunakan sistematika 4P yakni Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan Ke Depan dari apa yang sudah saya lakukan dalam proses mepelajari modul 1.3 ini.

 

PERISTIWA/FACT

Dalam dua minggu ini saya melakukan beberapa aktifitas dari rangkaian kegiatan pendidikan guru penggerak saya, yaitu menyelesaikan tahapan Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata modul 1.2., selanjutnya saya mulai melaksanakan pembelajaran pada modul 1.3 tentang visi guru penggerak.

Pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan alur MERDEKA, pada saat jurnal refleksi dwi mingguan ini dibuat saya berada pada tahap penyusunan Aksi Nyata dari modul 1.3.

Pada kegiatan pertama Mulai Dari Diri, saya menggambarkan keadaan murid dalam 5-10 tahun kedepan dalam Imajiku Tentang Murid Di Masa Depan, gambaran tentang murid di masa depan adalah impian yang harus diupayakan pencapaiannya, impian tentang murid itulah yang sekarang saya kenal sebagai visi.

Selanjutnya pada tahap Eksplorasi Konsep, diawali dengan membaca Puisi Karya Ir. Soekarno berjudul “Aku Melihat Indonesia”, saya mempelajari bagaimana cara berpikir strategis, pendekatan Inkuiri Apresiatif, dan pendekatan BAGJA dalam merancang prakarsa perubahan. Pada tahap Ruang Kolaborasi, saya bersama teman kelompok mendiskusikan penyusunan visi, prakarsa perubahan dan rancangan kanvas BAGJA yang selanjutnya dipresentasikan dengan kelompok lain. Tahapan berikutnya adalah Demontrasi Kontekstual, dalam tahap ini saya mencoba secara pribadi menyusun rancangan tindakan perubahan berdasarkan tahapan B-A-G-J-A untuk mulai melakukan perubahan pada diri sendiri sehingga semakin berdaya dalam berpihak pada murid.

Tahap Elaborasi dilakukan pada tanggal 26 Juli 2024 bersama instruktur Pak Karyat Heryana, bersama beliau saya belajar dan meluruskan miskonsepsi saya tentang visi guru penggerak serta memperdalam pemahaman yang sudah saya ekslor pada tahapan sebelumnya. Kegiatan belajar saya lanjutkan pada tahap Koneksi Antar Materi, saya mencoba mengkoneksikan materi yang saya pelajari tentang visi guru penggerak dengan materi filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara serta materi Nilai dan Peran Guru Penggerak.

Selain alur MERDEKA tersebut, dalam rentang dua minggu terakhir ini, tepatnya 20 Juli 2024, saya mengikuti kegiatan Lokakarya 1 di SMPN 2 Ciamis, bersama pengajar praktik saya belajar banyak khususnya terkait nilai dan peran guru penggerak serta komunitas belajar.

PERASAAN/FELING

Dalam mempelajari modul 1.3 ini saya merasakan dorongan kuat untuk merubah cara pandang saya tentang aktivitas yang saya lakukan dalam bertugas sebagai pendidik, saya senang bisa belajar menfokuskan diri pada kekuatan yang dimiliki alih-alih sibuk menyesali kelemahan, saya senang bisa mempelajari betapa penting dan kuatnya visi dalam memandu kita melakukan sesuatu, saya senang bisa mempelajari bahwa hal sederhanapun dapat menjadi prakarsa perubahan yang memiliki efek besar dalam perwujudan visi, saya juga senang dapat mempelajari tahapan BAGJA dalam proses penyusunan kontekstualisasi prakarsa perubahan.

PEMBELAJARAN/FINDING

Dari perjalanan belajar saya pada modul 1.3 banyak hal yang saya dapatkan, beberapa diantaranya yang menarik bagi saya antara lain:

  • Bahwa betul tujuan dari prakarsa perubahan pada akhirnya merubah siswa dan mewujudkan suatu kondisi yang diinginkan terjadi pada siswa, tetapi hal yang paling utama dari prakarsa perubahan adalah bagaimana perubahan kita sebagai pendidik untuk merubah murid
  • Paradigma Inkuiri Apresiatif adalah cara pandang kita pada kekuatan yang dimiliki, dan paradigma ini dapat digunakan dalam alur perancangan Kanvas BAGJA sebagai upaya mengkontekstualisasikan prakarsa perubahan, IA menfokuskan diri pada kekuatan diri daripada kelemahan, orang yang fokus pada kekuatan positif tidak akan fokus pada apa yang orang lain bisa lakukan, tetapi fokus pada apa yang bisa dia lakukan
  • Perancangan tahapan BAGJA adalah tindakan yang kongkrit dan dapat dilakukan, bukan tindakan yang masih berupa konsep dan susah dilakukan
  • Bahwa betul Prakarsa Perubahan memang bisa berupa contoh praktik baik, tetapi yang paling tepat adalah bahwa Prakarsa Perubahan merupakan inisiatif dari harapan yang akan diupayakan perealisasiaannya
  • Bahwa visi adalah representasi kognitif mengenai gambaran masa depan, penyusunannya sangat penting sebagai pemandu arah langkah kita, visi adalah kekuatan dalam melakukan pergerakan
  • Bahwa bergerak dan melakukan prakarsa perubahan sebagai upaya perwujudan visi tidak harus menunggu dan memandang kita kuat, tetapi bergerak meski mungkin kita tahu kekuatan kita tidak besar, tetapi yang kita harus percaya adalah gerakan kita akan menggerakan orang lain, dan gerakan-gerakan bersama ini akan membentuk kekuatan yang lebih besar.

PENERAPAN KE DEPAN/FUTURE

Berdasar hal yang saya pelajari pada modul 1.3, yang akan saya terapkan ke depan dalam Aksi Nyata kecil saya, yaitu:

  • Saya akan mensinergiskan visi saya pribadi dengan visi sekolah dimana saya bekerja, karena kesesuaian atau kesinergisan visi akan membuat langkah warga sekolah sama
  • Saya akan mencoba menyusun prakarsa perubahan berdasarkan visi melalui alur Kanvas BAGJA selanjutnya mengkoordinasikan dengan pimpinan dan rekan kerja
  • Saya akan menjalin kolaborasi yang baik perealisasian prakarsa perubahan dimaksud dengan semua pihak (pimpinan, rekan guru dan siswa)
  • Saya akan melakukan prakarsa perubahan tersebut memperhatikan konsep Kontinu, Konvergen dan Konsentris.

Semoga catatan jurnal refleksi dwi mingguan yang ketiga ini memberi manfaat bagi saya dan kita semua. Sehat selalu ibu/bapak guru hebat di seluruh Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun