Mohon tunggu...
Pipin Piniman
Pipin Piniman Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Rancah Kabupaten Ciamis

Dilahirkan Tuhan sebagai manusia di bumi, sama seperti manusia lain, ia cenderung bahagia dan polos saat anak-anak, lalu penuh kepura-puraan ketika dewasa. Dalam personality test gratisan ia seorang INFJ-T, 69% cenderung introvert, senang duduk di tempat yang tidak terlalu ramai lalu meramaikan diri dengan tanya jawab diri ke dirinya sendiri, beberapa hasil tanya jawab tersebut ditulis dalam catatan kecil berupa celotehan yang diketik dengan kedua jari telunjuknya di keyboard, lalu dititipkan di IG, Whatpadd, Kompasiana maupun Wordpress pribadinya, beberapa lagi dihimpun dalam buku yang diterbitkan berjudul "Celoteh Dua Jari: Karena Hidup adalah Kumpulan Catatan" dan tulisan antologi dalam buku berjudul "Bisikan Sayang Untuk Buah Hati".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Dwi Mingguan ke-2 Modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak

13 Juli 2024   19:31 Diperbarui: 27 Juli 2024   07:56 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam dan Bahagia!

Tidak terasa perjalanan belajar saya dalam pendidikan guru penggerak telah sampai di dwi mingguan yang kedua, satu bulan perjalanan belajar yang luar biasa bagi saya dimana banyak pemahaman baru yang dapat saya aktualisasikan dalam kehidupan saya di sekolah, maupun banyak pelurusan konsepsi yang selama ini saya anggap benar padahal itu merupakan pemahaman yang salah.

Pada dua minggu ini saya belajar modul 1.2 yaitu tentang Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak, saya belajar bagaimana seorang guru dapat bertransformasi melalui tahapan tergerak, bergerak dan menggerakan.

Memahami tahap tergerak, setidaknya ada tiga unsur yang perlu kita perhatikan yaitu cara kerja otak manusia, kebutuhan manusia dan tahap tumbuh kembang manusia. Jika kita memperhatikan cara kerja otak manusia, kita mengenal sistem berfikir cepat dan sistem berfikir lambat, secara konsep alami manusia cenderung menganggap bahwa segala sesuatu yang datang pada dirinya adalah sebuah ancaman, sehingga menuntut manusia berfikir secara cepat untuk merespon dan sering mengabaikan sistem berfikir lambat, padahal sistem berfikir lambat mampu membuat kita bertindak lebih tepat. Pada unsur kebutuhan manusia, setidaknya ada 5 (lima) kebutuhan yang tidak lepas dari kita, yaitu bertahan hidup, kasih sayang, kekuasaan, kebebasan dan kesenangan, kelima kebutuhan tersebut perlu perhatian karena manusia akan selalu berusaha mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Unsur yang terakhir adalah tahap tumbuh kembang manusia terdiri dari wiraga dan wirama, dimana manusia pada awalnya tumbuh dalam masa aktif dan penuh dengan pertanyaan, sulit untuk duduk diam dan fokusnya masih pendek serta lebih suka bergerak dan beraktivitas, menuju masa dimana manusia menemukan passion atau minat yang mendalam serta sudah mampu mengenal dan mengatur diri sendiri. Ketiga unsur ini jika diperdalam merupakan unsur yang dapat membuat kita sebagai manusia khususnya guru penggerak dapat beranjak dari tahapan diam ke tahapan tergerak.

Memahami tahap bergerak, kita mempelajari teori pilihan dan motivasi intrinsik, dua hal tersebut menjadi pendorong manusia akan bergerak, bergerak kearah yang jelas yaitu mewujudkan profil pelajar pancasila, profil pelajar pancasila merupakan profil manusia dengan predikat baik yang kita yakini, yaitu manusia yang memiliki 6 dimensi utuh yaitu 1) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Selanjutnya dalam mendukung upaya kita bergerak ada 5 nilai yang kita harus kembangkan dan aktualisasikan yang kita kenal dengan Nilai Guru Penggerak, kelima nilai tersebut adalah berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif.

Memahami tahap terakhir dari transformasi guru penggerak yaitu tahap menggerakan, dalam tahap menggerakan pertama kita harus memahami teori berfikir strategis dan menguatkan lingkaran pengaruh bahwa pengaruh lingkungan yang baik akan membawa seseorang ke arah kebaikan begitu juga sebaliknya. Yang kedua memahami diagram identitas gunung es sebagai bentuk pemahaman bahwa ada banyak identitas manusia yang tersembunyi dan perlu dikuatkan oleh kita sebagai bahan atau objek “menggerakan”. Dan yang ketiga tentu tugas kita memerankan diri menjadi agen menggerakan yang dikemas dalam peran guru penggerak, yaitu sebagai pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan peserta didik dan menggerakan komunitas  praktisi.

Seperti sebelumnya, pada jurnal refleksi dwi mingguan yang kedua ini, saya juga akan menulis kerangka 4P, yaitu peristiwa, perasaan, pembelajaran dan penerapan ke depan.

PERISTIWA/FACT

Sebagaimana penguraian di atas, dua minggu ini saya sedang mempelajari modul 1.2 tentang Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak melalui alur belajar MERDEKA. Pada saat jurnal ini dibuat, saya sedang berada pada tahapan alur Elaborasi.

Pada tahap Mulai dari diri saya membuat diagram trapesium usia, dimana saya menggali pengalaman dan perjalanan hidup saya dari mulai awal hingga titik nanti saat lepas pensiun, saya menemukan masa dimana masa tersebut sangat berarti dan memberi dampak positif bagi saya serta masa dimana saya menilai masa tersebut memberi dampak negatif bagi saya, dan pada akhirnya saya belajar tentang pelajaran hidup yang dapat diambil dari dua titik masa tersebut.

Kegiatan selanjutnya adalah Eksplorasi Konsep, pada tahap ini saya menuliskan nilai dan peran yang saya lakukan yang termasuk ke dalam nilai dan peran guru penggerak, kegiatan ini membuat saya menyadari bahwa sebenarnya potenasi mengatualisasikan nilai dan peran guru penggerak itu tidak harus kegiatan yang besar, tetapi dari kegiatan keseharianpun dapat kita lakukan.

Pada tahapan Ruang Kolaborasi, saya dan teman kelompok mendiskusikan nilai dan peran masing-masing individu kelompok, saling berbagi pengalaman dan melakukan refleksi, tahap ini saya belajar banyak hal dari pengalaman teman kelompok tentang aktualisasi nilai dan peran guru penggerak di masing-masing sekolah.

Pada tahapan Demonstrasi Kontekstual, saya menggambarkan diri saya di masa depan, dimana saya sudah menjalani 3 (tiga) tahun pasca lulus guru penggerak, pada tahap ini saya menggambarkan kegiatan-kegiatan yang saya bisa lakukan sebagai perwujudan nilai dan peran guru penggerak.

Kegiatan terakhir sebelum jurnal ini dibuat adalah Elaborasi, pada tahap ini selain dengan Bu Ela Nurlaela sebagai fasilitator kami dan Bu Elis Lisnawati sebagai pengajar praktik kami, kami juga belajar hal yang sangat luar biasa bersama instruktur kami yaitu Ibu Gusmardiani, beliau memaparkan pemahaman dan pengalaman beliau yang menambah pembendaharaan kami dalam mehami nilai dan peran guru penggerak.

PERASAAN/FELING

Perasaan yang saya rasakan dalam mempelajari modul 1.2 ini sangat luar biasa, saya bahagia bisa mendapat pemahaman bahkan mematahkan pemahaman saya yang keliru terhadap beberapa hal, tentu apa yang saya dapatkan akan merubah cara pandang saya dalam menjalankan aktifitas saya di sekolah, khususnya terkait penerapan nilai dan peran saya sebagai calon guru penggerak.

PEMBELAJARAN/FINDING

Pembelajaran yang saya dapat daro modul 1.2 tentang Nilai-Nilai da Peran Guru Penggerak yang sangat menarik bagi saya yaitu:

  • Bahwa pemahaman saya tentang berfikir lambat itu “lemot” adalah keliru, berfikir lambat bisa membuat kita membuat keputusan dengan tepat
  • Kecendrungan otak kita berfikir cepat karena menganggap informasi itu ancaman (pengaruh dari otak reftil dan mamalia), padahal Otak luhur manusia sistem kerjanya berfikir lambat
  • Berfikir  cepat digunakan untuk hal-hal terkait masalah emosi dan memutuskan tantangan yang sifatnya ringan, sementara berfikir lambat dibutuhkan untuk hal-hal terkait keputusan strategik yang lingkup tantangannya besar
  • Berfikir cepat bekerja dengan tahapan ada aksi langsung reaksi, sementara berfikir lambat bekerja dengan tahapan ada aksi terus muncul reaksi dan terakhir merespon
  • Bahwa Nilai Guru penggerak diterapkan setelah kita menjadi guru penggerak adalah keliru, tetapi Nilai Guru Penggerak harus dilakukan dari sekarang
  • Nilai dan peran guru penggerak tidak harus dikuasai dan diterapkan secara sempurna saat ini juga, aktualisasi nilai dan peran yang sempurna butuh proses dan kita belajar dari melakukan hal kecil yang dapat kita lakukan
  • Bahwa nilai guru penggerak inovatif itu tidak harus terkait dengan kemampuan TIK, tetapi dengan semua kemampuan budaya lenting yang fleksibel sesuai tujuan bersama
  • Bahwa proses belajar itu dilakukan dengan utuh melibatkan pikiran, perasaan dan memori, tidak terpisah-pisah, proses belajar akan berhasil baik jika ketiganya seirama dalam pembelajaran

PENERAPAN KE DEPAN/FUTURE

Berdasar hal yang saya pelajari pada modul 1.2, yang akan saya terapkan ke depan setidaknya ada dua hal, yaitu:

  • Saya akan mengaktualisasikan nilai dan peran guru penggerak mulai dari hal kecil yang mampu saya lakukan
  • Saya akan mengaktualisasikan nilai dan guru penggerak mulai saat ini, tidak akan menunggu lulus guru penggerak

Demikian jurnal refleksi dwi mingguan saya yang kedua, semoga menjadi catatan perjalanan belajar yang bermanfaat untuk saya dan kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun