“Hahahahaha!” ML dan Risman tertawa hebat.
Musik pun terus mengalun, ada CD romantic jadulku, lagu-lagunya meman full romantic; When a man loved a woman… duhai!
Dan mendadak saja mereka berbaku debat, diskusi, ngoceh dan entah apalagi. Lelaki pecinta sejati itu dan ML superduper tukang ngeseks itu, benar-benar melakukannya!
Melakukan apa coba, tebak-tebak manggis deh...Heuheu!
Sampai kami baru menyadari tiba-tiba telah nyosor ke kuburan kuno, leluhurnya ML, alias pemakaman para keturunan Tionghoa, letaknya di belakang kawasan Rancamaya.
“Ini gara-gara dikaulah, Eda,” candaku, berlagak protes.
“Looooh, kok gara-gara aku sih, Eda Pipiet?”
“Iyalah. Gara-gara dikau ini keturunan Tionghoa. Jadi, ada leluhurmu yang kepingin…”
“Apa, ya, ngapain coba?” ML celingukan, gak paham apa pura-pura nih yeee?
“Yah, mo ngesek kaleee…”
“Hahahahaha!”