Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bhonafantura Diamuki Rokatenda Lagi Diterpa Covid-19, Bagaimana Nasibnya?

14 Desember 2020   23:03 Diperbarui: 20 Januari 2021   21:48 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar latar amukan gunung Rokatenda dari Tempo.co yang diolah dengan warna buram bersama foto Ibu Bhonafantura sedang menenun Sarung (dokpri)

Pilihan ibu Bhonafantura tepat kelihatannya. Ia ingin menghindari wabah virus mematikan ini namun ia juga harus menghadap Rokatenda yang masih aktif yang entah kapan waktunya akan meletus lagi. Ini adalah pilihan yang membingungkan.

Lebih meragukan lagi adalah bagaimana ia memulai hidupnya di palue, sedang atap rumahnya sudah dilahap abu panas? Dari mana modal yang ia dapatkan untuk membeli ternak, memperbaiki rumah, membuka usaha kios dan bahan-bahan tenun sarung?

Narasi Bonafantura; nilainya bagi Mata hati Kita

Beberapa waktu lalu, saya pernah kontak putri sulung dari Bhonafantura di Maumere sekedar untuk mengucapkan proficiat atas wisudanya. Saya dikabarkan bahwa mama (ibu bonafantura) telah kembali ke kampung awa, Palue. Mama mengucapkan banyak salam dan terima kasih berlimpah atas kebaikan hati kalian (saya dan kedua teman).

Entah kenapa saya sendiri merasa puas dan legah dengan informasi itu. Dalam hati saya sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan Ibu Bhonafantura dan merasakan kedalaman relasi serta ikatan batin yang kuat seperti ibu bagi saya dan sosok ibu bagi semua orang.

Saya ingat betul waktu itu, kami bertiga masing-masing akhirnya membeli dua kain sarung milik ibu Bhonafantura dengan harga cukup dan layak sesuai kondisinya.

Tak hanya itu, kami juga memperkenalkan sarung-sarungnya kepada kenalan di Jakarta dan melalui media sosial. Kala itu, semua sarungnya laku terjual atau dibeli oleh kenalan-kenalan kami itu dengan nilai harga yang pantas.

Mungkin karena kenalan-kenalan kami itu merasa kasihan atau karena mereka butuh sarung ibu Bhonafantura untuk dipakai, kami tidak tahu. Yang kami tahu adalah hubungan antara kenalan kami dan keluarga ibu Bhonafantura terjalin dengan baik hingga kini.

Mungkin juga kenalan kami pun mendonasikan uang untuk kecukupan hidup keluarga Ibu Bhonafantura, kami tidak tahu. Kami tahu kini bahwa usaha ibu Bhonafantura membaik dan rumah dikampung halamannya pun telah direnovasi.

Satu lagi yang tak terlupakan adalah kami juga mengajarkan putri Bhonafantura untuk mendaftarkan diri sesuai program bantuan pemerintah. Jujurnya program Prakerja yang telah digulirkan pemerintah. Dan akhirnya diterimah. Dengan itu, keluarga mereka mendapat tambahan modal serta pengetahuan dari pelatihan online dalam menunjang usaha mereka.  

Tak pernah lupa setiap kali mendapat sedikit kelebihan, saya bersama beberapa teman selalu mengirimkan sedekah untuk membantu keluraga Ibu Bonafantura. Kami yakni dengan cara menolong seperti ini keluarga tangguh di tengah bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun