Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Sang Nabi" dalam Dua Rahim yang Tak Disangkal

13 September 2020   22:32 Diperbarui: 28 September 2020   16:28 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia berduka. Kedukaan Indonesia karena kehilangan seorang bernama Jakob Oetama. Hal ini terbaca dari berbagai ungkapan belasungkawa mulai dari presiden RI sampai rakyat biasa. Secara tak berlebihan, boleh dikatakan bahwa Jakob Oetama telah hidup di hati manusia Indonesia dan telah mati terkubur di dalam tanah indonesia.

Seperti tokoh besar lainnya, Jakob Oetama dikenang dari sosok, isi ajarannya dan karya-karyanya. Ketiga elemen ini menjadi kriteria dan alasan terkuat seseorang patut disesali menjelang kepergiannya untuk selama-lamanya.

Sebagai seorang tokoh, sosok Jakob Oetama memiliki fondasi filosofi hidup yang kokoh. Katanya "hidup adalah providentia Dei" (Penyelenggaraan Ilahi) sebenarnya mencuat suatu keyakinan bahwa nilai transendentallah yang menjadi titik berangkat dan titik tuju dalam membangun dan mengelola hidup. Nilai-nilai itu seperti kebaikan, kebenaran, keindahan, kedamaian dan sukacita. 

Karena semua nilai itu bersifat transendental maka harus berproses tanpa henti dalam pencarian, pergumulan, internalisasi dalam diri kemudian diaktualisasi dalam kebersamaan. Dari rentetan pola formasi diri ini membentuk karakter atau jati diri sehingga layak sebagai tokoh yang dikagumi. Sebab sosok atau tokoh merupakan watak/kepribadian personal yang bermuara pada buah kebajikan bagi kehidupan.  

Dari banyak kesaksian semisal pasangan suami-istri  di Sumatera Utara, Hanson Tumanggor dan Devi Lestari Basara memberikan nama Jakob Oetama (JO) kepada anak mereka yang lahir tanggal 09 september 2020. Sebagai pengagum, pemberian nama anak itu sebagai bentuk pengenangan dan penghormatan terhadap sosok Pak Jakob yang mencintai budaya kemanusiaan dan mampunyai semangat memanusikan manusia (Tribunnews maker.com 10/0920).

Sebagai teman dan rekan generasi, Jusuf Kalla mengatakan "Jakob Oetama adalah tokoh nasional yang mempunyai banyak sisi diantaranya pemersatu". Atau sebagai pejabat pemerintahan, Mahfud MD pun berujar bahwa "Jakob Oetama senantiasa memikirkan pembangunan bangsa karena pemikirannya berkarakter konstruksif dan inklusif yang mengarah pada kebaikan".

Selanjutnya jika kita menelisik tentang karya dari Jakob Oetama berarti kita menelusuri jejak pencapaiannya. Dengan jelas membaris dihadapan kita berbagai karya dan pencapaian seperti buku-bukunya dan salah satunya berjudul "Bepikir Ulang Tentang Indonesia yang dicetak oleh Penerbit Kompas tahun 2002".

Adapun aneka profesi yang sempat disandangnya antara lain; guru SMP, Wartawan, Pendiri Harian Kompas, Pejabat Legislatif ketika menjadi Anggota DPR Utusan Golongan Pers dls. Deretan penghargaan pun diberikan seperti "Bintang Mahaputera Utama" dari Presiden Soeharto tahun 1973 dan pada tahun 2019 menerima penghargaan "Achmad Bakrie" Bidang Jurnalisme.

Setelah kita mengetahui sosok dan karya akan terendus pula bagaimana isi ajaran dari tokoh nasional ini. Hemat saya ada beberapa gagasan yang tercecer dan diketahui banyak orang seperti Providenti Dei (asas hidup dan keyakinan), humanisme transendental (asas berkarya), pemanusiaan manusa (asas edukasi) dan restorasi Indonesia (pembangunan bangsa) sebagaimana tertuang dalam bukunya "Berpikir Ulang Tentang Indonesia". 

Walau demikian, soal isi ajaran tidak tapat bisa terlihat secara partial dari karya-karya, karakter kebajikan hidup maupun berbagai ideologi saja yang pernah dibagikan. Namun totalitas yang mencakup seluruh aspek hidup dan terarah kepada nilai-nilai yang bersifat membangun dan menghidupkan.

Hemat saya bila dicermati dari perjuangan hidup, pengabdian, karisma dan totalitasnya Jakob Oetama bisa ibaratkan dengan sebutan "sang nabi". Karakter nabi menggauli isi hidup sang tokoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun