Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Akhir Neo dalam Jiwa yang Diam

23 April 2020   00:12 Diperbarui: 23 April 2020   00:21 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajaknya sambil mengangkat tasnya dan melangkahkan kakinya ke jalan umum. 

Akhirnya kami semua bergegas mengantarnya ke gerbang. Seketika itu juga pelukan mesrah terakhir dan lambaian tangan pun terjadi.

Aku menangis namun aku tidak tahu apa yang sedang ditangisi. Aku kecewa dan terluka tapi tidak tahu apa yang mengecewakan dan melukaiku. Aku benar -- benar bingung. Aku merasa tak berdaya menatap peristiwa perpisahan yang terlintas di depan mataku. Rasa diguyuri kehambaran. Pijakan terasa hampa. Aku hanya hidup dalam ribuan pertanyaan.

Haruskah aku salahkan waktu yang telah membawa pergi persahabatan serta dengan sadis mengakhiri kisah kebersamaan ini?

Neo benar -- benar pergi meningalkan kami dan tempat ini. Kepergiannya telah merobek hati nurani penghuni tempat ini. Di sini tinggal kesakitan dan luka  yang harus dipoles  menjadi kerelaan dengan hati lapang.

Kami menyadari bahwa peristiwa ini bukanlah sesuatu yang harus ditangisi meskipun hati terasa teriris. Sekarang semuanya telah berlalu, semua duka dan kisah bersama Neo berakhir hari ini. Namun kami yakin dan percaya bahwa ada yang abadi di tempat ini dan selalu terbingkai rapi dalam sanubari kami yakni kenangan.

*****

Lagi--lagi aku masih menatap dirinya yang terus berbaring lemah di hadapanku. Aku sangat kasihan. Dia telah mendengarkan keluh kesahku walau dalam keterbatasanya. Ia telah merelakan dirinya untuk kucurahkan gejolak rasa dalam ketulusannya.

Sejenak kugapai dia, kuhangatkan dalam  dekap dadaku dan kuserukan kamu takkan pernah usang dalam bingkai waktu dan takkan pergi ataupun berlalu dari hadapanku. Tak ada yang memisahkan keakraban dan kemesraan kita berdua karena engkau adalah bagian dari kisahku. Ku akan selalu eratkan engkau dalam pelukanku selamanya.

Terimakasih  DIARIKU, karena engkau adalah bagian dari kisah-ku.    

Selamat Hari Buku Internasional!!! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun