Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Karakter Zoologis Spesial Manusia di Tengah Pandemi Corona, Meminjam Gagasan Elias Canetti

4 April 2020   01:52 Diperbarui: 4 April 2020   01:57 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun konsepsi yang harus menonjol dari manusia rasional adalah bahwa corona ada secara parasit, artinya corona tidak hidup dalam dirinya sendri. Oleh karena itu ia terus menyebar untuk bereksistensi karena ia merupakan sel yang dapat hancurkan oleh imun tubuh manusia yang lebih kuat. Ketakutan bukan suatu reaksi spontan yang mengarah kepada kepanikan berlebihan tetapi sebagai tahap awal dalam membangun atau menyusun mekanismen perlindungan diri dalam kehidupan bersama.

Saya kira "ketakutan akan persentuhan" anjuran Canneti boleh dibiasakan walau bernada primitif zoologis namun sebagai jalan memutus jaringan corona.

Kedua, dalam mengulas tentang masa Caneti berujar bahwa kerumunan merupakan ketagihan akan persentuhan. Kerumunan ekspresi rasa takut yang tak  tertahankan. Kerumunan pembalikan dari rasa takut. Kerumunan menjadi persentuhan total antara manusai untuk menciptakan kesatuan.

Kerumunan yang dimaksud Canneti adalah suatu masa yang padat dangan tubuh yang berdesakan. Tubuh itu anonim dalam arti tidak mengenal satu sama lain, namun mereka menjelma menjadi satu gerak, yaitu gerak massa. "Tepat setelah manusia menyerahkan dirinya ke dalam massa yang bertujuan kreatif dan merusak.

Dalam konteks kita yang sedang menghadapi persoalan corona, janganlah kita menjadi "tubuh yang anonim" berusaha menunggangi, bersatu, berkerumun dengan wabah ini untuk kepentingan dan keuntungan pribadi. Janganlah ada gerak "masa corona" karena akan memperberat proses penyelesaian peblem ini.

Masa juga terjadi karena panggilan kultural, suatu kebiasaan yang memang sulit untuk dicegah. Karena suatu kebiasaan yang sudah terpola secara matang dan bahkan warisan dari zaman ke zaman. Jika budaya kerumunan itu tak "diliburkan" untuk sementara waktu bahaya corona akan terus menggejala dan menjalar.

Akhirnya, boleh dikatakan dalam konteks kita kini bahwa proses keluar dari permasalahan  dengan menghindari persentuhan adalah upaya peningkatan kesadaran untuk mengakhiri wabah corona dan masuknya orang dalam kerumunan merupakan kembalinya manusia pada rimba zoologis yang akan menimbulkan kenyataan destruktif bagi kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun