Mohon tunggu...
ana Mhi
ana Mhi Mohon Tunggu... Freelancer - Wanita dengan keseharian biasa saja

Suka kopi dengan khas pahitnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nostalgia, 10 Permainan Tradisional Ini Rupanya Membantu Perkembangan Otak Anak

13 September 2022   07:15 Diperbarui: 13 September 2022   07:26 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram.com/aztutiey_apriiyal ()

Penelitian yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa program studi bimbingan konseling Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Euis Kurniati terhadap anak usia kelas 1, 2 dan 3 di salah satu sekolah dasar di Lembang Bandung Barat, menyatakan permainan tradisional secara efektif mampu membantu anak dalam perkembangan karakter sosial mereka.


Ia juga menemukan bahwa permainan anak tradisional dapat menstimulasi anak dalam mengembangkan kerja sama, membantu anak menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, anak dapat mengontrol diri, mengembangkan sikap empati terhadap teman, menaati aturan, dan menghargai orang lain.


Permainan tradisional masih melekat, namun sayangnya bukan pada sebagian besar anak Indonesia tetapi terbatas pada anak-anak yang tempat tinggalnya belum begitu tersentuh oleh teknologi saja. Berikut sedikit ulasan mengenai permainan tradisional yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak.


1. Congklak


Congklak adalah permainan tradisional yang bisa dimainkan oleh dua orang baik anak laki-laki maupun perempuan. Media atau tempat yang digunakan dalam permainan ini disebut dakon, biasanya berupa papan dengan ukuran memanjang, terdapat lubang-lubang yang digunakan untuk memasukkan biji-bijian atau kerikil. Pada beberapa daerah di pesisir pantai, anak-anak biasanya menggunakan tanah sebagai medianya, dilubangi sedemikian rupa sehingga mirip dengan papan dakon.


Cara bermain congklak yang memasukkan satu persatu biji-bijian atau kerikil ini mengajarkan tentang menyusun strategi, mengasah konsentrasi dan bagi anak-anak akan terlatih untuk berhitung serta yang terpenting kemampuan motorik halusnya akan terasah.


2. Petak Umpet


Ini adalah salah satu jenis permainan tradisional yang paling terkenal di jamannya. Bukan hanya di Indonesia saja, di beberapa negara juga memainkan permainan ini tentunya dengan nama yang berbeda.

Permainan yang mengharuskan seorang anak untuk mencari teman-temannya yang sedang bersembunyi, dapat mengasah kemampuan motorik anak. Selain itu kegigihan dan kesabaran juga akan terlatih ketika memainkan permainan ini.


3. Bentengan


Sebelum memainkan permainan ini, diharuskan untuk membentuk dua kelompok terlebih dahulu. Jumlah masing-masing kelompok harus memiliki 4 sampai 8 orang. Ciri khas permainan ini yaitu teriakan 'benteng' ketika berhasil menyentuh tiang/benteng lawan, berhasil menyentuh tubuh lawan juga dapat menentukan kemenangan.

Kemampuan mengatur strategi dan kekompakan tim dalam permainan ini akan sangat terlatih, selain itu kecepatan bergerak dan kejelian melihat gerak-gerik lawan tentunya terasah.


4. Meriam Bambu


Permainan tradisional yang memiliki berbagai nama di masing-masing daerah ini paling cocok dimainkan oleh anak laki-laki yang beranjak remaja atau dewasa, meskipun pada kenyataannya banyak anak-anak yang masih di bawah umur senang memainkannya.

Bentuk meriam bambu seperti bentuk senjata meriam yang berasal dari bangsa asing. Meskipun tidak begitu berbahaya seperti senjata meriam tetap saja permainan ini harus dilakukan dengan hati-hati, pasalnya meriam bambu dapat mengeluarkan asap ketika menyulut api dari dasar bambu yang berlubang.

Selain mendapatkan hiburan, melakukan permainan tradisional yang satu ini dapat mengasah keberanian, kewaspadaan dan kecermatan. Apabila tidak berhati-hati maka percikan apinya dapat mengenai wajah atau tangan dan bisa saja dapat melukai orang lain. 


5. Lompat Tali


Pada masanya, permainan tradisional lompat tali banyak digandrungi oleh anak-anak perempuan, tetapi karena permainannya yang terlihat menantang, anak laki-laki juga mulai ikut memainkannya. Permainan ini membutuhkan tiga orang pemain, dua di antaranya sebagai pemegang tali.

Permainan tradisional lompat tali mengajarkan kepada anak-anak bagaimana bekerja keras dan memikirkan langkah yang tepat untuk melewati tali yang semakin meninggi.


6 Bermain Kelereng


Anak-anak yang hidup di era 90-an, pasti sangat mengenal seperti apa permainan yang satu ini. Siapa nih yang sering bawa kelereng ketika sekolah untuk dimanikan saat jam istirahat tiba? 

Macam-macam permainan bisa dilakukan dengan menggunakan kelereng, mulai dari menggaris lurus, membuat lingkaran sampai menggali lubang di tanah. Koleksian kelereng kita akan bertambah jika memenangkan permainan, seru bukan?


Bermain kelereng yang mengharuskan untuk mengenai kelereng lawan membuat ketepatan dalam menembak sasaran terbentuk sangat baik, kesabaran dan kejelian melihat kesempatan juga terlatih dalam permainan ini.


7. Tembak Bambu


Anak laki-laki mana yang tidak senang main tembak-tembakan? Permainan yang menggunakan bunga jambu air atau kertas yang sudah dibasahi sebagai peluru ini banyak diminati oleh anak-anak pada masanya. Ketangkasan serta konsentrasi tinggi sangat dibutuhkan ketika sedang memainkannya.


8. Sondah


Permainan tradisional ini memiliki sebutan yang berbeda pada masing-masing daerah. Sebelum mulai bermain, terlebih dahulu harus menggaris kotak-kota pada tanah dengan bermacam-macam bentuk. 

Benda pipih seperti batu atau pecahan beling harus ada dalam permainan ini untuk kemudian dilemparkan pada salah satu kotak. Kotak yang di dalamnya terdapat beling/batu tidak boleh diinjak, begitupun dengan garis-garis yang membatasi setiap kotak.

Bermain sondah melatih anak-anak untuk bersikap jujur dengan mau mengakui kekalahan atau kesalahan ketika menginjak garis pembatas kotak.


9. Gasing


Saat ini sudah ada gasing yang terbuat dari plastik, berbeda dengan gasing pada era 90-an. Di mana gasing hanya terbuat dari kayu yang diukir dan talinya berasal dari kulit pohon. Permainan ini melatih anak-anak untuk mengatur strategi agar gasing yang dimainkan bisa berputar dengan seimbang pada suatu titik yang telah ditentukan sebelumnya.


10. Bermain Layangan


Sampai saat ini layangan masih saja dimainkan oleh anak-anak meskipun tidak seramai dulu. Sekarang pun layangan sudah memiliki bentuk yang berbagai macam rupa. Sedangkan jaman dulu bentuk layangan hanya standar saja. Meskipun terlihat mudah, menerbangkan layangan memerlukan cara yang tepat. 

Untuk menjaga layangan tetap di atas juga memerlukan strategi yang pas. Butuh kesabaran dan konsentrasi yang ekstra, sedikit lalai saja bisa-bisa layangan jatuh.

Pada intinya, pelajaran-pelajaran yang kita dapatkan dalam permainan tradisional jauh lebih berharga dibandingkan dengan permainan modern. Jika pada permainan modern kita akan lebih sering sibuk dengan gadget sendiri maka pada permainan tradisional kita akan belajar bersosialisasi dengan teman-teman. 

Di samping itu, ketika melakukan kesalahan kita akan langsung mengakuinya, bahkan sering kali tertawa dengan kesalahan itu bukan justru marah dan saling menyalahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun