Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Pilih Abstain?

8 Agustus 2018   15:28 Diperbarui: 8 Agustus 2018   17:15 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbekal kepercayaan diri pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, PKS mencoba "jual mahal", dan menuntut posisi cawapres sebagai tawaran politik mereka. Tentu pertanyaannya adalah apa sebetulnya yang ingin dikejar oleh PKS melalui posisi cawapres tersebut? Dan kalau Prabowo "mencuekkan" ancaman PKS, benarkah PKS akan menjadi partai yang abstain?

Agenda Terselubung PKS?

Ada diskursus yang terpecah di antara para ahli politik tentang PKS. Beberapa tokoh menilai PKS sebagai partai politik murni yang berorientasi pada kekuasaan, sementara sebagian melihat ada agenda tertentu yang diperjuangkan olehnya.

Cita rasa dan ideologi partai yang sangat Islami memang membuat banyak orang menaruh "curiga", terutama jika menilik rekam jejak pendiri partai tersebut, Hilmi Aminuddin. Nama terakhir dikenal sebagai pendiri gerakan Tarbiyah, yang menurut Imam Supriyanto -- salah satu pentolan Negara Islam Indonesia (NII) -- bercita-cita untuk mendirikan negara Islam.

Hilmi sendiri merupakan anak dari Panglima Militer Darul Islam, Danu Muhammad Hasan. Untuk diketahui, Darul Islam merupakan kelompok yang menjadi cikal bakal NII. Artinya ada pertalian yang cukup kental antara sejarah PKS dengan cita-cita ideologisnya.

Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa Hilmi juga membawa napas perjuangan Ikhwanul Muslimin (IM) dari Mesir ke Indonesia. PKS dianggap sebagai "anak ideologis" IM dan mendapatkan pendanaan dari Timur Tengah saat awal-awal didirikan. IM memang dikenal sebagai gerakan yang bernafas Pan Islamisme untuk menyatukan semua umat Islam di bawah satu negara atau Khilafah.

Jurnalis Sadanand Dhume dalam tulisannya yang berjudul Radical March on Indonesia's Future seperti dikutip dari Abu Rokhmad dalam Jurnal Walisongo menyebut PKS sebagai "gerakan gradual dan evolusioner untuk menegakkan negara Islam di Indonesia".

PinterPolitik.com
PinterPolitik.com

Salah satu pendiri PKS -- yang baru meninggal beberapa hari lalu -- Yusuf Supendi, pernah menuturkanbahwa pertautan Hilmi dengan NII memang telah menjadi cerita lama di Partai Keadilan (PK) yang menjadi cikal bakal PKS. Namun, ia menegaskan bahwa PK dan PKS tidak lagi membawa perjuangan tersebut.

Menurutnya kini nafas PKS adalah NKRI. PKS memang punya sejarah dari gerakan Tarbiyah yang berorientasi pada perubahan, namun setelah menjadi partai politik, orientasinya berubah menjadi kekuasaan.

Hal inilah yang juga disebut oleh pengamat politik Burhanudin Muhtadi sebagai dilema PKS. Sebagai partai yang berakar dari gerakan sosial, PKS punya visi tentang perubahan. Namun, visi itu berganti seiring makin bergesernya arah perjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun