Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi Keumatan, Apa untuk Umat?

7 Juni 2018   11:13 Diperbarui: 7 Juni 2018   11:25 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koalisi Keumatan dapat dipandang hanya sebagai cara untuk menumbangkan koalisi lain yang lebih dahulu terbentuk: koalisi pendukung Jokowi. Sebagaimana diketahui, keempat partai ini dikenal sebagai partai-partai yang tergolong rajin melakukan kritik pada Jokowi.

Berdasarkan kondisi tersebut, terlihat bahwa koalisi hanya dibentuk untuk melawan sosok musuh atau adversary. Menurut William H. Riker, koalisi partai memang tidak hanya berbasis pada kesamaan platform semata, tetapi juga sebagai sebuah strategi untuk melawan sosok adversary tersebut.

Selain itu, sebagai sebuah marketing gimmick, koalisi ini juga dapat dikatakan hanya dimaksudkan untuk menarik suara dari kalangan pemilih Muslim saja. Saat ini, identitas berbau Islam memang tengah menguat seiring dengan geliat para pegiat aksi 212 dan turunannya.

Koalisi Keumatan jelas lebih mudah memukau massa Islam, terutama mereka yang terbawa euforia Aksi Bela Islam dan aksi-aksi lanjutannya. Jenama Koalisi Keumatan hanya menjadi pembeda khusus untuk menjual gagasan koalisi kepada massa tersebut.

Meski berpotensi menarik massa pendukung Aksi 212, nama Koalisi Keumatan sebenarnya menyimpan potensi bahaya. Penggunaan istilah "umat" pada koalisi tersebut bisa saja menimbulkan klasifikasi umat dan non-umat. Padahal, orang-orang yang tidak tergabung dalam atau memilih koalisi tersebut bisa saja memiliki identitas serupa. Hal ini dapat menimbulkan pembelahan atau bahkan perpecahan di dalam masyarakat, terutama di tengah umat Islam sendiri.

Peluang Koalisi Keumatan

Lalu, jika hanya dimaksudkan untuk melawan Jokowi, bagaimana kans dari Koalisi Keumatan ini? Jika dibandingkan dengan koalisi pendukung Jokowi, jelas Koalisi Keumatan belum teruji soliditasnya. Hingga saat ini, masih belum ada deklarasi resmi Koalisi Keumatan.

Di atas kertas, koalisi ini sudah memenuhi syarat presidential threshold untuk mendukung salah satu calon presiden. Jika dijumlahkan, persentase perolehan suara keempat partai akan memenuhi syarat tersebut dengan mudah.

Pertanyaan berikutnya adalah siapa yang akan diusung oleh Koalisi Keumatan? Sulit untuk menemukan kandidat yang benar-benar bisa mewakili koalisi ini. Masing-masing partai jelas memiliki jagoan tersendiri untuk didorong menjadi calon RI-1 dan RI-2.

Jika melihat pemberitaan terakhir, disebutkan bahwa Rizieq Shihab mau mendukung Prabowo Subianto asalkan koalisi empat partai tersebut dapat terwujud. Gerindra sendiri masih mendorong nama mantan Danjen Kopassus itu agar dapat diterima semua pihak yang terlibat dalam pembentukan koalisi. Mereka lebih cenderung pada opsi deklarasi koalisi segera dilakukan dengan syarat Prabowo menjadi capres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun