Pengerjaan alat tes yang dilakukan kepada siswa SD di Kabupaten Mojokerto menggunakan tes CPM dan Frostigg. Tes CPM diberikan untuk mengetahui tingkat intelegensi anak dan hasil akhirnya berupa IQ. Sedangkan untuk penggunaan tes Frostigg diberikan untuk mengetahui tingkat kematangan siswa. Sesuai dengan permasalahan mitra bahwa siswa mengalami permasalahan dalam aspek perkembangan yang diakibatkan oleh kondisi pandemi. Sehingga dari kondisi tersebut perlu dilakukan pemeriksaan psikologis.
Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan psikologi terhadap anak usia dini menjadi suatu hal yang memiliki urgensi tinggi, dengan mempertimbangkan berbagai potensi dan dampak yang dapat ditimbulkan kedepan jika anak tidak mendapatkan pemetaan potensi yang sesuai sehingga dapat mengarahkan pola Pendidikan sesuai dengan kemampuan terbaik yang bisa diarahkan terhadap masing-masing siswa.
Adapun manfaat pelaksanaan kegiatan pemeriksaan psikologis pada SD di Kabupaten Mojokerto, yaitu:
a) Memberikan informasi kepada sekolah tentang keadaan potensi psikologis siswa.
b) Menjadi dasar bagi sekolah untuk menerapkan model pendampingan individual kepada siswa yang teridentifikasi memiliki masalah intelektual atau kepribadian.
c) Menjadi pedoman bagi guru dan orang tua dalam melaksanakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi atau potensi psikologis siswa.
Â
Tujuan dari pemeriksaan psikologis tersebut adalah untuk mengetahui status perkembangan anak pasca pandemi yang menunjukkan tanda-tanda hambatan dalam proses belajar. Aspek perkembangan yang dinilai dan diinterpretasikan meliputi aspek kognisi, motorik kasar, motorik halus, pengaturan diri, pengaturan emosi, komunikasi dua arah, dan kematangan belajar. Pemeriksaan psikologis ini juga sebagai tindakan pencegahan terhadap gangguan dan indikasi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi, siswa ditemukan mengalami keterlambatan belajar, kurang kontrol diri, dan gangguan perhatian dan hiperaktivitas. Menurut mitra, penurunan proses belajar siswa disebabkan kurangnya stimulasi dan interaksi dengan guru dan teman sebaya. Namun, berdasarkan pemeriksaan psikologi, beberapa siswa ditemukan menunjukkan keterlambatan belajar dan gangguan perhatian hiperaktivitas (ADHD), yang disebabkan oleh gangguan perkembangan saraf atau kognitif.