Dilihat dari permainan timnas tadi sore, dengan kondisi tim yang sudah saya paparkan diatas, timnas Indonesia justru malah bermain crossing dan bola-bola atas. Ini tentu jadi sebuah pertanyaan besar. Mengapa? Secara fisik apabila kita menonton pertandingan nya, pemain timnas China Taipei memiliki postur jauh lebih tinggi daripada timnas Indonesia.Â
Sudah bisa ditebak bahwa strategi crossing dan bola bola atas tentu akan gagal total dan mudah dihalau oleh lawan. Padahal, skuad garuda memiliki pemain pemain cepat macam egy, ramai, dony tri, dan hugo samir. Alangkah lebih bijak dan jeli jika coach Indra memakai pola permainan triangleship atau operan satu dua cepat dan diakhiri dengan killer pass maupun umpan daerah yang tentu merupakan makanan empuk bagi para pemain pemain yang memiliki kecepatan.
Strategi Counter Attack Yang Sukses Dari Taipei
Dilansir dari instagram lapangbola, statistik menunjukan bahwa ball possesion Indonesia menyentuh 81% dan China Taipei hanya 19%. Chances created dari tim lawan pun hanya berhasil membuat 5 peluang sedangkan Indonesia menyentuh 11. Ini menunjukan bahwa China Taipei benar-benar bermain parkir bus dan menerapkan serangan balik. Hasilnya pun positif, mereka berhasil menyarangkan 1 gol dan berhasil juga membuat Indonesia mati kutu tak bisa menembus pertahanan nya.
Selama 90 menit jalannya pertandingan, Indonesia sangat menguasai pertandingan. Berbanding terbalik dengan China Taipei yang menerapkan garis pertahanan rendah dan hanya menyisakan satu atau dua pemain saja di area tengah kedepan.
Walau terkesan menguasai pertandingan dengan adanya statistik yang menunjukan ball possesion sampai 81% , Indonesia sebenarnya bermain biasa saja dan banyak melakukan back pass apabila mengalami deadlock di lini tengah. Kejelian pelatih Taipei di pertandingan ini adalah menaruh banyak pemain di area tengah ke belakang dan menginstruksikan pemainnya untuk menunggu Indonesia membuat kesalahan. Tentu pola bermain seperti ini menbutuhkan kesabaran dan koordinasi yang rapih di antar lini. Kesabaran mereka pun berbuah manis dengan hadirnya gol di menit ke 47 oleh Chin Wen Yen.
Tidak Adanya Pemain Kreatif Di Lini Tengah Indonesia
Tidak hadirnya Marselino ferdinand dan Beckham putra membuat lini tengah Indonesia kekurangan pemain kreatif. Hadirnya beckham maupun marselino tentu bisa membantu lini tengah Indonesia yang kehilangan ritme. Marsel dan juga Beckham adalah pemain yang bertipikal attacking midfielder yang memiliki kemampuan distribusi bola, dribling, dan sering memberikan progressive pass kedepan. Hal itu tidak bisa kita lihat dan rasakan pada pertandingan sore tadi. Pemain lini tengah Indonesia cenderung lebih berkarakter defensive. Oleh karena nya jarang ada pergerakan menusuk ke jantung pertahanan lawan dan berdampak pada kreatifitas serangan yang menurun.Â
Ini tentu merupakan pekerjaan yang harus dituntaskan coach Indra Sjafri sebelum pertandingan melawan Korea Utara digelar. Harus ada pemain yang bisa melakukan passing visioner ke area depan dan juga berani menusuk ke area tengah pertahanan lawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H