Selain itu, parang juga sangat berguna bagi petani yang tinggal di daerah terpencil atau pedesaan yang mungkin tidak memiliki akses terhadap peralatan modern. Parang sebagai alat pertanian merupakan simbol tradisi pertanian di Indonesia. Meskipun ada pengenalan teknologi modern, parang tetap menjadi alat yang digunakan oleh petani-petani di Indonesia, sesuai fungsinya parang termasuk ke dalam teknologi adaptif.Â
Menurut Sumitro Djojohadikusumo (dalam Indah Aswiyati, 2016) terdapat tiga jenis teknologi desa yaitu, teknologi adaptif, teknologi protektif, dan teknologi maju. Dari ketiga teknologi tersebut, teknologi adaptif adalah teknologi yang ditunjukan untuk menanggulangi masalah-masalah pangan dengan menggunakan alat-alat pertanian yang sesuai dengan kebutuhan mendesak.
Parang yang mudah ditemukan dan terjangkau harganya merupakan solusi yang efektif bagi petani untuk melakukan pekerjaan pertanian secara efisien. Dalam beberapa tahun terakhir, parang juga mendapatkan popularitas baru sebagai alat survival. Banyak pecinta alam dan pejalan kaki yang menggunakan parang sebagai alat yang tangguh dan dapat diandalkan saat berada di alam bebas.Â
Dalam penggunaannya, perlu diperhatikan keamanan saat menggunakan parang. Pastikan untuk menggunakan sarung atau pelindung tangan untuk mencegah luka saat memegang parang. Selain itu, pastikan juga mempertahankan parang dalam kondisi tajam dan selalu membersihkannya setelah digunakan agar tetap efektif dan tahan lama.
Keberadaan parang sebagai alat pertanian yang sederhana namun efektif terus bertahan dalam era modern ini. Parang merupakan alat pertanian sederhana namun efektif yang telah digunakan sejak zaman dahulu.Â
Keberadaannya sebagai alat yang digunakan dalam pekerjaan pertanian tetap relevan hingga saat ini. Meskipun telah ada banyak alat modern yang digunakan dalam pertanian, parang tetap menjadi pilihan yang penting dalam beberapa situasi, terutama di daerah pedesaan atau di daerah terpencil.Â
Kelebihan parang yang membuatnya masih terus ada di dunia pertanian adalah karena parang dapat digunakan dalam area yang sulit dijangkau oleh mesin atau alat modern lainnya dan parang tidak membutuhkan bahan bakar atau energi listrik, sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Referensi:
Indah Aswiyati. (2016). Peran Wanita dalam Menunjang Perekonomian Rumah Tangga Keluarga Petani Tradisional untuk Penanggulangan Kemiskinan di Desa Kuwil Kecamatan Kalawat. Jurnal Holistik, IX No. 17, 1--18. Retrieved from https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/11188/10778
Fathurrachman, L., Sayuti, S., Bachrudin, R.T. (1989). Peralatan produksi tradisional dan perkembangannya di Nusa Tenggara Barat.
Museum Sri Baduga: Asyiknya Mengenal Budaya Sunda https://www.bandung.go.id/news/read/6893/museum-sri-baduga-asyiknya-mengenal-budaya-sunda