Jika kita renungkan, waktu libur dispatcher bisa dikatakan lebih lama dari waktu liburya pegawai dengan jam kerja normal (dibaca : staf), atau dengan kata lain, jumlah jam kerja dispatcher lebih sedikit dibandingkan waktu liburnya. Namun, hal ini bukan tanpa alasan, banyak riset atau studi medis dilakukan, menyimpulkan bahwa ketika seseorang kekurangan tidur malam 1 jam saja, maka tidak akan pernah bisa diganti saat tidur di siang harinya. Hal ini dikarenakan pada siang hari ada beberapa hormon yang tidak bisa diproduksi layaknya tidur pada malam hari. Oleh karena itu, saat dispatcher pulang shift malam, maka dianjurkan untuk memperbanyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas yang terlalu menguras tenaga. Sering dijumpai keluhan pada pegawai dengan jadwal shift, bahwa jam kerjanya yang tidak pasti, saat yang lainnya libur, namun pegawai shift malah bekerja, atau sebaliknya. Namun, saya akan melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda. Sobat, alih-alih perbanyak mengeluh, marilah kita perbanyak bersyukur atas karuniaNya. Dengan waktu libur yang bisa jatuh pada hari kerja, maka memungkinkan bagi pegawai shift yang sudah berkeluarga untuk mengantarkan atau menjemput anak sekolah. Contoh lain, yaitu banyaknya waktu luang dan fleksibel, yang bisa anda gunakan untuk mulai buka usaha sampingan atau berbisnis. Jam libur kerja dispatcher yang fleksibel ini pun, juga dapat dimanfaatkan untuk mengikuti berbagai kursus, misalnya bahasa asing yang bisa meningkatkan keterampilan dan aktivitas positif lainnya yang bisa memperluas wawasan.
Untuk menggapai visi PLN P2B yaitu menjadi operator sistem kelas dunia “World class system operator”, pastinya banyak target standarisasi yang harus dipenuhi, juga bukanlah tugas yang singkat dan mudah, namun nikmatilah setiap fasenya dan rubahlah kesulitan itu menjadi tantangan untuk terus memantaskan diri agar visi tersebut dapat segera terwujud. Saya jadi teringat pribahasa mandarin yang mengatakan :
“Huì yù dào kùn nàn yu zu lì, wang wang shì yin zì ji wú fa tiào tuo gè rén de xiao shì xiao fei, bi ci jian bi jiào yu jì jiào”
Yang maknanya :
“Kesulitan atau hambatan biasanya timbul karena diri kita tidak mampu melampaui kepentingan pribadi yang kecil, selalu ingin saling membandingkan dan saling berhitungan”
Demikian tulisan ini dibuat dengan harapan dapat memberikan semangat dan mengingatkan serta mengedukasi para pembaca kompas, para pegawai PLN serta semua jajaran anak perusahaan PLN khususnya, agar selalu bersyukur telah menjadi bagian dari pejuang pelita kelistrikan Indonesia. Semoga di setiap cahaya lampu yang berkilau dapat menjadikan amalan ibadah bagi para operator sistem kelistrikan Jawa Bali yang sebagai ujung tombaknya PLN. Marilah kita hadapi semua rintangan dengan optimis, jadikanlah tantangan sebagai peluang untuk pengembangan diri dan PLN.
Karena cara kita melihat hidup, akan menentukan ke arah mana hidup kita.
jayalah PLN,jayalah Indonesia..
Gimana, berminat untuk jadi dispatcher JCC ...?
J. Robi