Para pembaca kompas dan sobat PLN yang kami banggakan, saya pribadi dan mewakili PLN mohon maaf, jika dalam ajang menulis kompas ini, ada beberapa artikel tulisan yang mengandung unsur keluhan atau terkesan malah dijadikan ajang curhat oleh pegawai PLN dalam menjalani pekerjaannya, contohnya yaitu kehilangan momen berharga bersama keluarga tercintanya, karena harus lembur saat sedang mengatasi gangguan teknis yang datangnya bisa kapan pun dan tidak bisa dipresiksi, atau karena lokasi penempatan yang jauh dari kampung halaman. Namun, disini saya ingin menyampaikan bahwa kita harus lebih bersyukur, juga ini adalah konsekuensi yang harus dihadapi sejak memutuskan untuk melamar di perusahaan ini sebagai pejuang pelita kelistrikan. Karena in sha Allah, nilai kebaikan dalam pekerjaan sobat PLN tidak hanya dibalasNya di dunia, namun di akhirat kelak, marilah kita niatkan kerja untuk ibadah, in sha allah barokah. Oleh karena itu, saya ingin membahas dari sisi perspektif yang berbeda.
Nah, ingin tahu seperti apa tantangan, juga keseruan dan benefit seorang dispatcher yang mengoperasikan kelistrikan jawa bali ? berikut penjelasannya:
1) Multitasking
Agar nilai frekuensi listrik tetap berada di nilai aman operasinya (50 ± 0,2 Hz), dispatcher melibatkan pengoperasian pembangkit listrik dengan jumlah sekitar lebih dari 255 unit pembangkit, 5 Area Pengatur Beban (APB) dan 32 GITET dari ujung barat pulau Jawa sampai Bali. Dengan asumsi ada 5 – 6 operator per pembangkit listrik, APB dan GITET maka ini artinya anda berpotensi untuk melakukan komunikasi dengan lebih dari 100 orang setiap shift. Oleh karena itu, komunikasi efektif sangatlah diperlukan dalam setiap kordinasi, karena waktu 1 detik pun menjadi sangat berharga dalam pengaturan sistem. Lalu, apakah aktivitas dispatcher hanya telepon, dan memberikan perintah saja? Tentu tidak, ada berbagai tugas utama lain, misalnya manuver rekonfigurasi jaringan dan mengawasi beberapa parameter besaran listrik (tegangan, arus, MW, MVar) agar tidak melebihi atau kurang dari batasan normalnya. Tentunya, tugas-tugas tersebut harus dilakukan secara bersamaan, dengan pikiran yang tetap fokus. Keren, ya?
2) Lebih menghargai waktu
Dalam dunia dispatcher, kami juga disebut dengan petugas “real time”, dimana waktu 1 detik pun sangat berharga, karena dapat berpengaruh pada keandalan pasokan listrik Jawa Bali. Juga tugas lain dispatcher yang tidak kalah pentingnya, adalah saat harus secepat mungkin melakukan pemulihan kembali (recovery) ketika terjadi gangguan teknis yang datangnya tidak bisa diprediksi, yang bisa membuat keluar keringat anda, meskipun suhu dingin di dalam ruang kerja dispatcher sudah mencapai 17º C. Jika anda sudah bisa menghargai waktu, maka semua aktivitas pasti dilakukan dengan totalitas dan terkonsep jelas.
3) Diperkaya dengan berbagai disiplin ilmu
Bayangkan saat anda terlibat secara langsung dalam proses kontinuitas penyaluran listrik, mulai dari diproduksi di pembangkitan listrik yang tersebar se-Jawa Bali, lalu diatur bebannya, setelah itu dikordinasikan dengan pihak PLN distribusi terkait kondisi jaringannya. Dengan kata lain, anda akan memahami secara utuh bagaimana strategi pengaturan operasi sistem tenaga listrik mulai dari pembangkit sampai dengan distribusi. Dispatcher merupakan gudang ilmunya PLN, fleksibilitas dalam pembelajaran, baik segi pembangkitan, distribusi, transaksi-settlement, berbagai aksesoris kelistrikannya, serta sistem proteksinya apalagi soal pengaturan sistem tenaga listrik. Anda hanya perlu modal, yaitu “haus ilmu” untuk dapat menyerap berbagai disiplin ilmu tersebut.
4) Lebih menghargai faktor ekonomis
Ada 3 prinsip yang harus dipegang teguh dalam kaidah pengoperasian sistem Jawa Bali, yaitu: andal, aman dan ekonomis. Faktor ekonomis dapat tercapai jika misalnya : terpenuhinya nilai TOP (Take or Pay) bahan bakar gas, atau lebih memprioritaskan pembangkit dengan merrit order yang lebih murah untuk dinaikkan beban operasinya (satuan Mega Watt). Dengan prinsip prioritas ekonomis tersebut, akan membuat seorang dispatcher menghindari gaya hidup yang konsumtif serta lebih mengedepankan kualitas daripada kuantitas. Bahkan efek langsung yang saya rasakan yaitu menjadi lebih disiplin saat menggunakan peralatan listrik di rumah, misalnya dengan tidak menyalakan lampu suatu ruangan jika tidak digunakan, sehingga pemakaian listrik di rumah jadi lebih hemat.
5) Waktu libur kerja