Setiap bahan kimia yang digunakan di tempat kerja biasanya dilengkapi dengan Safety Data Sheets (SDS) atau label keselamatan yang menempel pada wadahnya. Dokumen ini memberikan informasi penting seperti sifat bahan kimia, risiko yang ditimbulkan, dan cara penanganannya.
Sebagai pekerja, penting untuk membaca dan memahami informasi di SDS atau label keselamatan, mengidentifikasi bahan kimia ototoksik yang sering digunakan atau ada di lingkungan kerja, dan mengajukan pertanyaan kepada atasan atau petugas K3 jika ada informasi yang kurang jelas.
Ikuti Prosedur Penggunaan Bahan Kimia
Prosedur keselamatan adalah kunci untuk mengurangi risiko. Biasanya, pemberi kerja akan menyediakan safety communication seperti toolbox meeting atau safety briefing setiap sebelum bekerja untuk mengedukasi pekerja tentang bahaya dan prosedur keselamatan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan pekerja diantaranya memahami prosedur penggunaan bahan kimia yang disampaikan dalam safety briefing, mempelajari cara menangani bahan kimia sesuai dengan panduan di SDS, dan menerapkan kebijakan perusahaan terkait keselamatan kerja, seperti langkah evakuasi atau tindakan pertama jika terjadi insiden.
Gunakan Alat Pelindung Diri (APD)
APD dirancang untuk melindungi pekerja dari kontak langsung dengan bahan kimia berbahaya. Jenis APD yang digunakan tergantung pada aktivitas pekerjaan dan jenis bahan kimia.
Beberapa APD yang umum digunakan adalah masker atau respirator, sarung tangan dan pakaian tahan bahan kimia, earplugs atau earmuff, dan lain sebagainya. Penting untuk memastikan bahwa APD yang digunakan sesuai dengan standar yang telah ditentukan dan dipakai secara benar.
Ikuti Program Pemeriksaan Pendengaran secara Berkala
Pekerja yang sering terpajan bahan kimia ototoksik perlu menjalani pemeriksaan pendengaran secara berkala, seperti tes audiometri. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi gejala gangguan pendengaran sejak dini.
Pekerja perlu memahami efek kombinasi antara pajanan bising dan bahan kimia ototoksik, yang dapat memperparah risiko gangguan pendengaran sehingga pekerja dapat segera melaporkan gejala gangguan pendengaran atau efek samping lain kepada atasan atau petugas kesehatan kerja.