Pertanyaan:
Saya pernah mendengar ceramah kalau orang lupa sholat zuhur cuma 3 rakaat, maka harus nambah satu rakaat lagi. Apakah ini benar? Selama ini yang saya tahu cukup sujud sahwi saja.
Jawaban:
Bismillah. Alhamdulillah. Wash sholatu was salamu 'ala Rasulillah. Amma ba'du.
Kejadian seperti ini pernah terjadi di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu beliau pernah shalat Dzuhur atau Ashar hanya 2 rakaat saja karena lupa. Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata:
صلى بنا النبي صلى الله عليه وسلم الظهر أو العصر فسلم، فقال له ذو اليدين: الصلاة يا رسول الله، أنقصت؟ فقال النبي صلى الله عليه وسلم لأصحابه: أحق ما يقول. قالوا: نعم، فصلى ركعتين أخريين، ثم سجد سجدتين
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat dzuhur atau ashar bersama kami sampai selesai salam. Lalu Dzul Yadain berkata pada beliau, "Apakah shalat telah dikurangi wahai Rasulullah?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya pada sahabat yang lain, "Apakah apa yang ia katakan benar?" Para sahabat menjawab, "Benar." Maka beliau pun shalat 2 rakaat lagi lalu sujud (sahwi) 2 kali sujud. [Muttafaqun 'alaih]
Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk orang yang lupa jumlah rakaat, lalu baru ingat setelah salam bahwa shalatnya masih kurang, adalah ia menambah rakaat yang kurang itu agar sah shalatnya.
Sujud sahwi hanya bisa memperbaiki rakaat yang lebih, dan tidak bisa menyempurnakan yang kurang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إذا شك أحدكم في صلاته، فلم يدر كم صلى ثلاثا أم أربعا، فليطرح الشك وليبن على ما استيقن، ثم يسجد سجدتين قبل أن يسلم، فإن كان صلى خمسا شفعن له صلاته، وإن كان صلى إتماما لأربع كانتا ترغيما للشيطان
"Jika salah seorang dari kalian ragu, apakah ia sudah sholat tiga atau empat rakaat? Hendaknya ia membuang keraguan itu dan melakukan yang sudah pasti (yaitu memilih jumlah rakaat yang paling kecil), lalu hendaknya ia sujud (sahwi) 2 kali sujud sebelum salam. Seandainya ia shalat 5 rakaat maka sujudnya akan membuatnya menjadi genap, dan jika ia telah shalat 4 rakaat, maka sujudnya itu untuk menghinakan setan." [Diriwayatkan oleh Muslim]
Dapat difahami dari hadits ini bahwa sujud sahwi hanya memperbaiki shalat yang kelebihan jumlah rakaatnya. Hal ini dikuatkan oleh al-Allamah Ibnu Qasim dalam kitab Fathul Qarib:
(فالفرض لا ينوب عنه سجودُ السهو، بل إن ذكره) أي الفرض وهو في الصلاة أتى به وتمت صلاته، أو ذكره بعد السلام (والزمان قريب أتى به، وبنى عليه) ما بقي من الصلاة، (وسجد للسهو)
"Rukun shalat tidak dapat digantikan oleh sujud sahwi, jika ia ingat ketika masih dalam shalat, maka ia wajib melakukannya agar sah shalatnya. Atau jika ia mengingatnya setelah salam, sedangkan belum berlalu waktu yang lama, maka ia wajib melakukannya dan menyempurnakan shalatnya, lalu sujud sahwi."
Maka yang harus dilakukan oleh seseorang yang ingat atau diingatkan setelah salam bahwa shalatnya kurang, adalah hendaknya ia menambah shalatnya sejumlah rakaat yang kurang itu. Adapun jika sudah berlalu waktu yang lama, atau sudah batal wudhunya, maka ia wajib mengulang shalatnya jika masih di dalam waktunya, atau men-qodho shalatnya jika sudah keluar waktunya.
Wallahu ta'ala a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H