"Angka anak putus sekolah di Banten yang semakin melambung adalah cermin dari lemahnya sistem perlindungan hak pendidikan bagi anak di daerah ini. Ini bukan hanya masalah statistik, ini adalah masa depan anak-anak kita yang dipertaruhkan," ujar Hery Yuanda dengan nada tegas.
Hery juga mengkritik keras berbagai kecurangan yang terjadi selama proses PPDB 2024, seperti cuci rapor, sertifikat palsu, jual beli kursi, permainan kuota bangku yang tersedia, dan manipulasi Kartu Halo Keluarga.Â
"Kecurangan-kecurangan ini menunjukkan betapa lemahnya sistem kita dalam menjamin pendidikan yang adil dan merata bagi semua anak. Ini tidak bisa dibiarkan!" tutur Hery menegaskan kembali.Â
Ia juga menyoroti masalah pungutan liar, penerima Kartu Indonesia Pintar yang tidak lulus, adanya siswa titipan, dan sistem online yang tertutup. Menurut Hery, semua ini adalah bukti dari sistem pendidikan yang korup dan tidak berpihak kepada anak-anak.Â
"Ini adalah bentuk ketidakadilan yang nyata dan harus segera ditangani. Pemerintah tidak boleh hanya diam melihat ini terjadi," imbuh Hery dengan nada marah.
Â
Hery Yuanda berharap pemerintah dapat segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem PPDB dan menindak tegas setiap bentuk kecurangan yang terjadi.Â
"Kita tidak bisa lagi membiarkan masa depan anak-anak kita terancam karena kelalaian dan ketidakadilan sistem pendidikan kita. Sudah saatnya kita bertindak tegas demi masa depan mereka," tutup Hery.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H