Mohon tunggu...
Pieter Sanga Lewar
Pieter Sanga Lewar Mohon Tunggu... Guru - Pasfoto resmi

Jenis kelamin laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pedang Penunggang Kuda

29 Juni 2023   21:42 Diperbarui: 29 Juni 2023   21:46 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang teolog kelahiran Galilea,

penjala ikan di Danau Galilea,

dipanggil menjadi penjala manusia,

wafat di Efesus dalam usia 101,

tak henti-hentinya bersaksi

Terlihat seorang malaikat Allah

tegak berdiri di dalam matahari,

berseru dengan suara nyaring

kepada keriap semua burung

yang terbang di tengah langit:

"Mari ke sini dan berkumpullah!

Turutlah dalam perjamuan Allah,

perjamuan yang sungguh besar,

supaya kamu makan daging,'

daging semua raja,

daging semua panglima,

daging semua pahlawan,

daging semua penunggang,

daging semua orang,

baik yang merdeka atau hamba,

baik yang besar atau kecil"

Sang teolog kelahiran Galilea,

penjala ikan di Danau Galilea,

dipanggil menjadi penjala manusia,

wafat di Efesus dalam usia 101,

tak henti-hentinya bersaksi

Tampak binatang dan raja di bumi,

tampak tentara-tentara mereka,

telah berkumpul untuk berperang

melawan Penunggang kuda dan tentara-Nya

Tertangkaplah binatang itu,

bersama-sama dengan nabi palsu

yang telah mengadakan  di depannya,

tanda-tanda yang menyesatkan mereka,

mereka yang telah menyembah patungnya

Keduanya dilemparkan hidup-hidup

ke dalam lautan api,

yang menyala-nyala oleh belerang

Sang teolog kelahiran Galilea,

penjala ikan di Danau Galilea,

dipanggil menjadi penjala manusia,

wafat di Efesus dalam usia 101,

tak henti-hentinya bersaksi

Akhirnya terlihat pula,

semua orang lain dibunuh dengan pedang

yang keluar dari mulut Penunggang kuda

dan semua burung pun kenyang

oleh daging-daging yang berserakkan

(Sumber, Why 19: 17-21)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun