Mohon tunggu...
Siswa Rizali
Siswa Rizali Mohon Tunggu... Konsultan - Komite State-owned Enterprise

econfuse; ekonomi dalam kebingungan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Benarkah Investasi BP Jamsostek Bermasalah?

29 Januari 2021   10:43 Diperbarui: 10 Maret 2021   16:56 8205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Laporan Tahunan BP Jamsostek 2018

             Alokasi Aset

Dari alokasi aset, investasi pada produk perbankan (giro, tabungan, dan deposito), obligasi (Surat Berharga Negara, Obligasi BUMN, dan obligasi Swasta layak investasi), dan reksadana dengan portofolio deposito dan obligasi dianggap sebagai investasi konservatif dengan risiko minimal.

Sedangkan investasi saham, reksadana saham, dan investasi langsung, dianggap investasi agresif dengan risiko tinggi.

Secara umum penulis biasa membagi 3 kategori alokasi aset:

  • Konservatif, dengan porsi aset berisiko tinggi tidak lebih dari 30% portofolio.
  • Moderat, dengan porsi aset berisiko tinggi sekitar 31%-60% portofolio.
  • Agresif, dengan porsi aset berisiko tinggi diatas 60% portofolio.

Sesuai siaran pers BPJamsostek, dinyatakan dinyatakan total dana kelolaan per akhir 2020 adalah Rp486,4 triliun. sedangkan alokasi aset investasi per akhir 2020 adalah: 64% pada surat utang, 17% saham, 10% deposito, 8% reksadana, dan investasi langsung sebesar 1%. Mayoritas investasi reksadana BP Jamsostek sendiri adalah reksadana dengan portofolio saham.

Tabel 1. Dana Kelolaan dan Alokasi Aset Investasi BP Jamsostek 

Sumber: berbagai siaran pers BP Jamsostek, diolah.
Sumber: berbagai siaran pers BP Jamsostek, diolah.
Dengan demikian, porsi investasi BP Jamsostek terdiri dari 74% aset berisiko rendah (64% Surat Utang + 10% deposito) dan 26% aset berisiko tinggi (17% saham + 8%reksadana +1% investasi langsung).

Jadi alokasi aset BP Jamsostek sangat konservatif. Alokasi Surat Utang BP Jamsostek mayoritas juga di Surat Utang Negara (baik konvensional dan sukuk) dan Surat Utang BUMN. Dengan demikian, strategi alokasi aset BP Jamsostek lebih berorientasi pada keamanan modal investasi (capital preservation) daripada untuk pertumbuhan investasi dari kenaikan harga-harga aset (capital appreciation).

Alokasi aset BP Jamsostek juga sangat likuid. Selain likuiditas dari 10% dari deposito (Rp48,6 triliun), Surat Berharga Negara, khususnya tenor pendek (1-5 tahun) sangat likuid dan mudah diperjualbelikan dengan risiko harga minimal.

Pola investasi BP Jamsostek bila dilihat pada laporan tahunan sebelumnya juga tertata dengan baik, yaitu: alokasi aset yang stabil antara deposito, obligasi, saham dan reksa dana saham. Variasi alokasi aset antar tahun sepertinya mirip dengan dinamika pasar dan Alokasi Aset Taktis.

Catatan penting, pada 2006, porsi deposito masih sangat besar, sekitar 48%. Sejalan penurunan suku bunga, porsi Deposito turun ke 31% di 2011 dan menjadi 10-12% sejak 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun