Mohon tunggu...
Siswa Rizali
Siswa Rizali Mohon Tunggu... Konsultan - Komite State-owned Enterprise

econfuse; ekonomi dalam kebingungan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Investasi Surat Utang Negara di Masa Resesi

8 Desember 2020   08:30 Diperbarui: 8 Desember 2020   08:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Saat banjir likuiditas, tidak ada investor yang perduli dengan kondisi fundamental ekonomi. Apalagi bila eforia dan momentum harga terus mendukung sikap spekulatif investor.

Sebagaimana Chuck Prince, mantan CEO Citigroup, pernah menyatakan "When the music stops, in terms of liquidity, things will be complicated. But as long as the music is playing, you've got to get up and dance. We're still dancing" (Financial Time, 7 Juli 2007).

Dan saat ini 'musik' tersebut adalah banjir likuiditas dari QE Bank Sentral negara maju. Melihat eforia investasi SUN saat ini dan imbal hasil SUN yang relative rendah, penulis berpendapat bahwa prospek investasi SUN di tahun mendatang memiliki risiko koreksi harga yang tinggi dengan potensi return yang rendah (high risk, low return).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun