Jadi misalnya pendapatan anda sebesar Rp1.000.000 per bulan, maka idealnya pendapatan yang digunakan untuk membayar utang (angsuran pokok ditambah bunga pinjaman) sebesar Rp300.000-Rp400.000 saja. Jika rasio utang sudah berada di atas rasio ini, dikhawatirkan anda akan kesulitan melakukan pembayaran karena pendapatan harus dibagi dengan kebutuhan hidup yang lain.
Pasangan yang akan menikah harus menghitung berapa rasio utang mereka nantinya, tidak lupa juga menambahkan perhitungan pembayaran utang yang sedang berjalan saat ini jika ada, misalnya KPR atau kredit kendaraan. Dari hitung-hitungan ini bisa diketahui berapa besar pinjaman yang akan diambil dari kreditur.Â
Setelah besaran pinjamannya diperoleh, barulah menghitung dengan teliti budget atau anggaran untuk semua komponen biaya pernikahan yang akan dilangsungkan: biaya adat, resepsi, undangan, salon, gedung, suvenir, seragam, dekorasi, transportasi, biaya pengisi acara, akomodasi dan biaya-biaya lainnya.
Jika memang kekuatan modal yang akan diperoleh lewat pinjaman hanya cukup untuk pesta yang biasa-biasa saja, kurang bijak memaksakan diri menggelar pesta yang terlalu mewah. Jadi pilihlah budget yang pas untuk menggelar pesta pernikahan sesuai dengan kapasitas keuangan yang dimiliki.
Ada hal lain yang juga penting dilakukan terkait utang untuk pernikahan ini:
Komunikasi dengan Pasangan tentang Kondisi Ekonomi
Sebelum menikah, pasangan sudah harus mengetahui dengan clear kondisi keuangan masing-masing. Misalnya, saat ini bagaimana kondisi utang piutang keduanya, seperti sudah disampaikan pada topik rasio utang di atas. Hal ini harus diperhitungkan dengan baik karena setelah menikah ada tambahan pembayaran utang lagi. Kemudian jika kedua pasangan bekerja, apakah setelah menikah nanti keduanya masih akan melanjutkan bekerja atau salah satu akan berhenti bekerja.
Hal-hal ini harus diketahui dan disepakati sejak awal untuk memudahkan pengelolaan keuangan setelah menikah nanti. Salah perhitungan bisa berujung pada kesulitan pengelolaan keuangan setelah menikah nanti. Jangan lupa, berutang memang mengatasi masalah hari ini, tapi konsekuensinya kita harus membatasi daya beli pada masa yang akan datang.Â
Menyisihkan Sebagian Pinjaman
Jika memungkinkan, dana pernikahan yang diperoleh dari pinjaman dikelola dengan baik agar ada penghematan. Lebih baik lagi, jika sejak awal dana pernikahan disisihkan sebagian, jadi tidak dihabiskan sekaligus semuanya. Gunanya untuk memenuhi biaya-biaya lain pasca pernikahan dilangsungkan.Â
Pernikahan ini hanya permulaan saja. Masih akan ada biaya-biaya lain yang menyusul, seperti misalnya biaya membeli perabotan rumah tangga baru, biaya pindahan dan seterusnya yang juga cukup menguras pendapatan bulanan. Penyisihan ini juga bisa dialokasikan untuk tambahan dana darurat atau dana cadangan keluarga nantinya.
Komunikasi dengan Keluarga Besar
Ini tidak kalah penting dilakukan. Konsep pernikahan dan anggaran yang ada harus dikomunikasikan baik-baik dengan keluarga besar. Sering terjadi orang tua atau keluarga menginginkan acara yang besar dan "wah" karena merasa harus mengundang dan berbagi kegembiraan dengan sebanyak mungkin orang. Bisa juga karena menjaga gengsi atau prestise. Hanya saja pada akhirnya segala konsekuensi keuangan akan menjadi beban pengantin baru.
Tapi di sisi lain pernikahan bukan saja acara milik dua orang tapi mempertemukan dua keluarga besar. Jadi keluarga memang harus diberi penjelasan dan pemahaman terutama jika cita-cita atau aspirasi keluarga besar mengenai konsep pesta yang akan dilangsungkan tidak sesuai dengan kondisi keuangan calon pengantin.