Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Ilusi Tanggal Muda

4 Juli 2024   21:09 Diperbarui: 5 Juli 2024   22:01 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Bonifacio Cambongga dari Pixabay

Tanggal muda memberi banyak energi, termasuk kepada seorang gadis manis berambut panjang yang sedang memasuki pusat perbelanjaan dengan wajah cerah ceria.

Kaki-kaki jenjangnya melangkah mantap memasuki sebuah toko pakaian terkenal. Dengan lincah dia bermanuver di antara koridor pakaian, lalu ke fitting room, kembali ke koridor pakaian, fitting room dan seterusnya. Bermenit-menit kemudian kedua tangannya sudah dijejali dengan pakaian-pakaian yang sebentar lagi ditransaksikan.

Antrian tidak terlalu banyak, sehingga dia tidak perlu menunggu lama sampai berada tepat di depan kasir. Jari-jemarinya bergerak lincah menarik kartu-kartu dari dompetnya setelah total belanja sebanyak tujuh digit terpampang di monitor.

"Coba yang ini, Mbak," pintanya sambil menyodorkan kartu kredit.

"Maaf, Kak. Yang ini tidak bisa," sahut kasir beberapa waktu kemudian.

"Oh iya, coba yang ini kalau gitu," sambung sang gadis sembari menyerahkan kartu yang lain.

Beberapa menit kemudian, Mbak Kasir memaksa tersenyum sopan lalu menyahut, "Ini juga tidak bisa, Kak."

"Ini masih ada satu, dicoba dulu, ya."

Mbak Kasir mengangguk tapi tidak lama kemudian menggeleng. "Sama, Kak. Tidak bisa."

"Kartu debit saja kalau gitu, ya, " sang gadis menarik kartu yang lain dari dalam dompetnya.

Setelah diproses, kasir kembali menggeleng, "Saldonya tidak cukup, Kak."

"Masa sih?" sang gadis menatap tidak percaya, meraih gawai dari dalam tas lalu mengecek aplikasi mobile banking-nya.

Kemana saja ya uang saya, batinnya. Perasaan baru juga gajian.

Ah iya, ya. 

Dia tersadar setelah melihat mutasi transaksi di rekeningnya. Gajinya ternyata sudah banyak keluar untuk tagihan dan pembayaran-pembayaran yang jatuh tempo. Angsuran KPR, angsuran mobil, angsuran pinjol, tagihan netflix, bayar paylater, bayar arisan termasuk mengembalikan pinjaman pribadi ke beberapa kawannya. Pantas saja.

"Ehm, ehm!"

Sang gadis menoleh ke asal deheman itu dan terkejut karena antrian ternyata sudah mengular ke belakang panjangnya.

"Kak, minta maaf, bayarnya tunai saja, Kak, ya," ucap kasir dengan wajah gelisah.

"Iya, Mbak," balas sang gadis sambil menghitung lembar-lembar uang tunai yang tersisa di dompetnya.

"Ehm, ini baju-baju yang sudah diambil boleh dikembalikan lagi sebagian, ya? Tunainya tidak cukup nih. Hehe ..."

"Oh, gak usah, Kak, simpan di sini saja. Nanti ada teman yang bantu kembalikan."

Akhirnya setelah dihitung-hitung dengan seksama, sang gadis hanya bisa melakukan check out selembar blus biru gelap dan celana pendek berbahan parasut. Sebagian besar pakaian yang diangkutnya ditarik kembali oleh kasir.

Sang gadis pun meninggalkan toko dengan lunglai diikuti oleh tatapan belasan mata yang kesal karena terlalu lama menunggu.

Entah ke mana perginya energi tanggal muda yang tadi meluap-luap.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun