Hari ini aku kembali mengetuk pintu yang tertutup. Hening sejenak sebelum terdengar suara anak kunci diputar dan
Krieeet!....Â
Perlahan pintu tersingkap. Sepasang mata bening, bibir mungil dan rambut lurus sebahu, muncul dari balik pintu.
"Doni? Kamu masih di situ?" tanyanya.
Jawaban yang aku dapatkan kali ini benar-benar berbeda.
***
Bintang-bintang semakin semarak. Bulan setengah purnama juga semakin tinggi bertahta di langit malam. Pemandangan ini nampak jelas dari lantai dua coffee shop. Tamu-tamu datang silih berganti, tapi kami masih betah di sini karena begitu larut dalam percakapan panjang. Kami bahkan sudah dua kali menambah pesanan dan mengisi perut dengan beberapa potong roti bakar khas coffee shop ini.
"Wah, masa lalu kamu ternyata tidak kalah getir ya, Don," ucap Bella penuh simpati.
Aku mengangguk membenarkan.
"Mau pesan kopi lagi?" tanyaku sambil memandang remah-remah roti dan cangkir-cangkir kami yang kosong. "Tenang. Kali ini aku semua yang traktir."
Seperti dikomando, kami secara bersamaan melirik arloji masing-masing, lalu tertawa berbarengan.