Kemajuan teknologi membuat kita bisa bercakap-cakap dengan kecerdasan buatan seperti bercakap-cakap dengan manusia lainnya. Adalah ChatGPT sebuah chatbox besutan OpenAI, perusahaan teknologi yang berkedudukan di California. Walaupun memiliki sejumlah keterbatasan terkait isu atau peristiwa dunia yang sedang aktual, ChatGPT bisa dikatakan cukup "cerdas" menanggapi pertanyaan dari penggunanya mengenai pengetahuan yang bersifat umum.
Beberapa kali saya mencoba chit-chat dengan si ChatGPT membahas beragam topik seperti menanyakan resep masakan, kuliner terkenal dari berbagai negara, pengetahuan agama, fenomena alam, fashion, lifestyle, pengetahuan ekonomi dan lain-lain. Jawaban yang saya terima cukup memuaskan.
Mungkin bagi para pakar di bidangnya, jawaban-jawaban mesin pintar ini masih harus diperbaiki di sana-sini untuk menjadi sebuah jawaban yang sempurna. Tapi untuk pengguna yang masih awam di bidang tertentu, respons yang muncul cukup membantu untuk mendapatkan garis besar besar jawaban yang dibutuhkan. Selanjutnya pengguna tinggal melengkapi jawaban tersebut dari referensi-referensi yang lain.
Sebagai contoh, siang ini saya menanyakan bagaimana kebangkrutan Lehman Brothers pada tahun 2008 lalu, setelah membaca tulisan Kompasianer Merza Gamal. Jawaban yang muncul tidak terlalu rinci memang, tapi dalam 6 paragraf singkat, ChatGPT dapat mengulas dengan baik garis besar peristiwa kebangkrutan bank investasi terbesar di dunia tersebut. Ada kata-kata kunci seperti hipotek subprime, sekuritisasi hipotek subprime, masalah likuiditas  dan efek domino yang menyebabkan gagal bayar pinjaman di Lehman Brothers menjadi pemicu krisis global saat itu.
Pengguna yang masih sangat awam mengenai peristiwa tersebut sudah mendapatkan informasi awal yang cukup baik. Sepengetahuan saya garis besar informasinya sudah cocok. Jika pengguna memerlukan informasi lebih detail, tinggal melanjutkan pencarian sesuai dengan kebutuhannya.
Ini membuat kolaborasi dengan ChatGPT jadi menarik untuk dilakoni, terutama untuk menghasilkan artikel-artikel yang bermanfaat bagi pembaca.Â
Nah, menjawab topil yang disodorkan Kompasiana tentang eksperimen membuat konten dari ChatGPT, saya pun menanyakan sebuah topik yang bersifat edukasi dan membandingkannya dengan salah satu materi modul pelatihan yang sudah kami miliki selama ini.
Saya menanyakan bagaimana cara membangun dana darurat (emergency fun)?Â
Tidak butuh waktu lama sampai jawaban dari ChatGPT muncul di chatbox. Jawabannya seperti ini
Membangun dana darurat merupakan hal penting untuk membantu Anda mengatasi situasi keuangan yang tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan atau krisis kesehatan, atau biaya perbaikan yang tak terduga. Berikut adalah beberapa tips untuk membangun dana darurat.
1. Tentukan target dana darurat Anda. Umumnya, disarankan untuk memiliki dana darurat setidaknya 3-6 bulan pengeluaran bulanan Anda.
2. Evaluasi pengeluaran bulanan Anda dan buat anggaran. Ini akan membantu Anda mengetahui berapa banyak uang yang harus Anda sisihkan setiap bulan untuk membangun dana darurat.
3. Simpan uang Anda di tempat yang aman dan mudah diakses, seperti rekening tabungan atau deposito. Pastikan bahwa Anda dapat mengakses dana tersebut dengan cepat dalam situasi darurat.
4. Mulai dengan menabung sedikit demi sedikit setiap bulan. Jika Anda merasa kesulitan untuk menabung, pertimbangkan untuk mengurangi pengeluaran bulanan yang tidak penting atau mencari sumber pendapatan tambahan.
5. Selalu disiplin dalam menabung untuk dana darurat dan jangan mengambil uang dari dana darurat kecuali dalam situasi darurat yang sebenarnya.
6. Perbarui target dana darurat Anda dari waktu ke waktu dan pastikan Anda memiliki cukup uang untuk menangani kebutuhan darurat yang tak terduga.
Membangun dana darurat memerlukan waktu dan disiplin, namun ini merupakan investasi yang sangat penting untuk keamanan keuangan Anda.
Setelah membandingkan dengan modul pelatihan kami, jawabannya sudah kurang lebih 90% sama. Pinter ya si ChatGPTÂ ini. Berikut tambahan penjelasan untuk semakin melengkapi jawaban ChatGPT di atas.
Semakin Banyak Semakin Baik
Mengingat pentingnya dana darurat untuk menjadi penyokong keuangan kita di saat-saat sulit (sudah dijelaskan oleh ChatGPT contoh-contoh situasinya), mestinya semakin banyak dana yang kita alokasikan untuk dana darurat, semakin baik untuk kita. Di modul pelatihan kami pada awalnya memang disarankan untuk menabung 3-6 bulan pengeluaran (tips nomor 1). Tapi belum lama ini ada revisi materi, menjadi untuk 3-12 bulan pengeluaran.
Penambahan alokasi bulan pengeluaran menjadi patokan baru dilakukan pasca pandemi Covid-19 belum lama ini. Kita ketahui bersama, bencana kesehatan tersebut juga berimbas menjadi bencana ekonomi. Banyak pekerja di sektor yang sangat terdampak seperti pariwisata, industri makanan dan lain-lain yang tidak bekerja berbulan-bulan lamanya karena terimbas dampak pandemi.Â
Berkaca dari peristiwa tersebut, saldo dana darurat yang mengacu pada 3-6 bulan pengeluaran dinilai masih belum cukup aman bagi sebagian orang.
Simpan Pada Rekening Terpisah
Melengkapi tips nomor 3 mengenai rekening dana darurat yang mudah diakses, dana darurat ini juga harus disimpan pada rekening sendiri atau terpisah dari rekening yang digunakan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.Â
Pemisahan rekening ini berguna agar kita tidak sampai menggunakan dana darurat ini untuk tujuan lain di luar peruntukannya. Kecenderungan ini meningkat jika kita melihat saldo dana darurat sudah cukup banyak.
Berikut, jika kita terpaksa melakukan penarikan dana darurat, entah sesuai peruntukan (untuk keadaan darurat) atau tidak, dana tersebut harus segera diisi kembali. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mengantisipasinya dengan mempersiapkan dana darurat sejak awal lebih baik tanpa persiapan sama sekali.
Lihat, dengan kolaborasi bersama mesin pintar ini, tulisan mengenai tips membangun dana darurat menjadi semakin lengkap. Kita dapat mencobanya untuk topik-topik yang lain. Jangan lupa mengemas tulisan hasil kolaborasi dengan baik agar menarik minat dan bermanfaat untuk para pembacanya. Salam sehat selalu (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H