Akibat langsung dari susah fokus adalah produktivitas kerja yang menurun. Produktivitas ini terkait dengan mutu dan volume hasil pekerjaan serta kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam pekerjaan. Contohnya sudah saya ungkapkan dari pengalaman pribadi di atas.
Distraksi yang berasal dari banjir informasi dan konten juga membawa dampak negatif lainnya terhadap kinerja kemampuan berpikir kita. Kapasitas dan kemampuan otak kita yang terbatas untuk menyimpan serta mengelola informasi semakin dipasung lagi dengan konten-konten yang membanjiri kita dari dunia maya.Â
Banjir informasi serta segala sesuatu yang nampaknya tersaji dengan mudah di dunia maya, membuat kemampuan kita untuk berkreasi pun menurun. Kita perlahan-lahan kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif jika ada kendala-kendala yang dihadapi dalam bekerja.
Kiat Meminimalkan DistraksiÂ
Sebenarnya manajemen organisasi atau perusahaan bisa menempuh sejumlah strategi untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya distraksi-distraksi seperti ini. Seperti yang dilakukan di kantor kami, misalnya. Karyawan-karyawan khususnya yang bertugas di frontliner diwajibkan untuk menyimpan handphone masing-masing selama jam kerja. Handphone baru bisa dibuka pada saat jam istirahat atau setelah jam kerja berakhir.
Untuk kebutuhan komunikasi terkait pekerjaan, baik antar divisi maupun antar kantor cabang (termasuk jika ada telepon yang sifatnya darurat dari keluarga atau teman), kantor sudah menyiapkan handphone khusus dengan penanggungjawab masing-masing.
Karyawan-karyawan di back office memang tidak diwajibkan untuk menyimpan handphone karena biasanya secara rutin berhubungan dengan pihak luar dan komunikasi secara personal antar manajemen struktural. Tapi mereka tetap diharapkan secara mandiri mencari kiat-kiat untuk menghasilkan kinerja yang baik termasuk meminimalkan distraksi-distraksi yang muncul. Peraturan seperti tidak membuka media sosial pribadi selama jam kerja juga sudah dibuat untuk mendukung hal tersebut.
Jadi, sebenarnya masalah generasi Z terkait banyaknya distraksi juga bisa menimpa siapa saja yang kerap terhubung dengan internet dan media sosial. Tapi karena generasi mereka adalah generasi yang paling digital-native dibanding generasi-generasi sebelumnya, mereka-lah yang paling rentan terhadap masalah yang satu ini. Dibutuhkan kejelian dari manajemen senior untuk mengelola dan mengantisipasi permasalahan tersebut dengan bijak sesuai mekanisme dan budaya organisasi. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H