Kalau sudah tidak bisa kembali, entah karena orang yang meminjam tidak ketahuan di mana rimbanya, memang tidak bisa mengembalikan sama sekali atau mereka merelakan uang tersebut pergi alias RIP (Relakan Ia Pergi), ya tidak perlu dihitung sebagai piutang lagi, percuma.
Biasa di bagian inilah curhat pengalaman dari peserta pelatihan bermunculan. Cukup banyak kisah pinjam meminjam uang antar teman yang bisa dijadikan pembelajaran bersama. Ada yang berjalan mulus dan ada juga yang berakhir RIP.
Singkat kata, sebenarnya ada beberapa kiat yang bisa dilakukan saat teman meminta bantuan untuk meminjam sejumlah uang dari kita.Â
Kiat-kiat ini bisa kita jadikan acuan sehingga kalaupun kita bersedia memberi pinjaman dan pinjaman tersebut tidak dikembalikan sebagaimana mestinya, kita sudah siap atau sudah mengantisipasinya.Â
Kondisi ini dalam bahasa yang lebih teknis berarti piutang yang mestinya berada pada posisi aset atau kekayaan, sudah berubah menjadi biaya dalam arti kerugian (lost). Saya biasa menghibur, jangan disebut rugi-lah, sebut saja donasi yang penting kita sudah benar-benar tulus merelakan uang pinjaman tersebut.
Berikut kiat-kiat yang bisa dilakukan jika ada teman yang ingin meminjam uang.
Tentukan Limit Kerugian yang Paling Bisa Kita Terima
Ya, tentukan pada nominal pinjaman berapa, kita paling siap secara mental maupun ekonomi jika uang pinjaman tersebut ternyata tidak bisa dikembalikan. Nominalnya tentu akan bervariasi sesuai dengan kemampuan dan kondisi keuangan masing-masing.Â
Saat teman meminta pinjaman tentu kita akan bertanya "Butuhnya berapa". Begitu teman menyebut nominal yang angkanya masih berada di bawah limit tersebut, berarti masih aman.Â
Tapi jika jumlahnya sudah di atas limit katakan saja "Saya adanya segini, Bro. Kalau lebih dari itu tidak bisa."Â
Hanya ada hal yang perlu diingat. Kalau teman kita tetap meminta bantuan pinjaman tersebut, padahal jumlahnya lebih sedikit dari kebutuhannya, kemungkinan besar dia akan mencari pinjaman dari sumber lain. Jadi dia pasti akan berbagi fokus mengembalikan pinjamannya pada dua atau lebih sumber pinjaman.
Sumber Dana Bukan dari Pos untuk Tabungan atau Pembayaran Lain
Sebaiknya tidak meminjamkan uang dari pos pendapatan untuk tabungan, pos untuk angsuran pinjaman kita sendiri, dan pos untuk pembayaran tagihan-tagihan (listrik, PDAM, dll).Â