Kau boleh memberi mereka cinta tapi bukan pikiranmu
Sebab mereka punya pikiran sendiri
Kau bisa memberi tempat bagi raga tapi tidak bagi jiwa mereka
Sebab jiwa mereka hidup di rumah esok yang takkan mampu kau singgahi sekalipun dalam mimpi
Kau boleh berikhtiar untuk menjadi diri mereka namun jangan pernah berupaya menjadikan mereka seperti dirimu
Sebab hidup tak berjalan mundur ataupun teronggok di masa silam
Kau adalah busur yang melesatkan anak-anakmu, sebagai anak panah kehidupan yang meluncur ke masa depan
Lengkung busur itu mencari tanda di atas jalan lurus yang tak berujung, dan Dia melengkungkanmu dengan dayaNya agar panah-panahNya melesat cepat dan jauh
Berlengkunglah dengan riang bersama lengan busur itu
Sebab Dia bukan hanya mencintai anak panah yang melesat, tapi juga sang busur yang diam
Luar biasa, bukan? Sejak awal puisi, Khalil langsung gaspol dengan baris-baris puisi yang mengungkapkan bahwa kelak anak akan menjadi pribadi yang benar-benar mandiri. Orang tua tidak boleh mengatur, mengekang, atau mengubah anak menjadi seperti yang orang tua inginkan. Ilmu parenting pun sepakat dengan pesan ini.
Coba lihat lagi baris-baris puisinya