F= diisi dengan jumlah pengeluaran yang sifanya sosial seperti mengirim uang ke orangtua/sanak saudara, amplop undangan-undangan, hajatan, donasi dll
G= diisi dengan jumlah pengeluaran untuk hiburan seperti rekreasi, nonton film, dll
H= diisi dengan jumlah pengeluaran-pengeluaran lainnya, jika masih ada pengeluaran yang belum terakomodasi pada kotak-kotak sebelumnya.
Contoh format lengkapnya seperti ini.
Silakan mengisi kotak-kotak di atas dengan jumlah rupiah berdasarkan pengalaman selama ini. Jika ada pengeluaran yang bersifat fluktuatif (naik turun setiap bulan), bisa diambil nilai rata-ratanya.Â
Sebelum masuk ke proses berikutnya, cek sekali lagi angka-angka yang sudah Anda tuliskan, sudah cocok atau masih ada yang perlu direvisi. Mereka yang selama ini belum pernah membuat pencatatan arus kas mungkin akan sedikit kesulitan mengisinya.Â
Nah, jika tidak bisa mengetahui angkanya secara rinci buatlah perkiraan secara garis besar. Yang penting perkiraannya jangan sampai terlalu jauh meleset dari realitanya.
Setelah itu kita bisa masuk ke proses pengecekan atau check up berdasarkan angka-angka yang telah diisikan pada kertas kerja. Kita akan melakukan pengecekan pada dua rasio arus kas yang cukup penting yaitu rasio menabung/investasi dan rasio utang. Mari kita lihat satu per satu.
Rasio Menabung/InvestasiÂ
Rasio Menabung/Investasi adalah alokasi pengeluaran untuk menabung/investasi dibanding jumlah seluruh pendapatan. Jika mengacu pada contoh di atas maka rumusnya adalah C dibagi A (lihat kembali label kotak pada kertas kerja) lalu dikali 100%.Â
Idealnya rasio ini berada di level 10% atau lebih. Jika setelah mengecek arus kas Anda, rasionya masih di bawah 10% maka salah satu resolusi aAnda nanti bisa jadi meningkatkan jumlah tabungan.