Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Ini Peran Koperasi dalam Mendorong UMKM Go-Digital

25 November 2022   21:25 Diperbarui: 26 November 2022   17:06 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Markus Winkler dari pixabay.com

Saat ini digitalisasi merupakan transformasi yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Digitalisasi sudah menyentuh seluruh aspek peradaban kita. Yang enggan mengakrabkan diri dengan digitalisasi, akan ketinggalan kereta. Demikian ungkapan yang biasa kita dengar.

Hal ini berlaku pula untuk sektor Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM). UMKM Go-Digital merupakan sebuah ikhtiar yang terus didengung-dengungkan untuk mendorong lebih banyak lagi UMKM kita yang mengadopsi digitalisasi dalam pengembangan usahanya, seperti memasarkan produk melalui e-commerce sehingga terhubung ke sistem digital yang lebih luas, menggunakan sistem pembayaran digital dan menggunakan sistem informasi usaha untuk membantu pengembangan usahanya.

Namun tantangan selalu ada. Tantangan yang kami temui dalam mengupayakan UMKM go-digital selama ini antara lain:

Usaha yang ditekuni belum dikelola secara profesional. Ini terjadi kalau usaha kecil dilakoni secara part time saja karena pemilik usaha punya pekerjaan atau aktivitas lain yang lebih menyita waktu. Hal ini membuat pemilik usaha tidak terlalu fokus pada pengembangan usaha, melebarkan pasar dan inovasi produk. Akibatnya pemilik usaha juga tidak terlalu tertarik mengadopsi digitalisasi.

Tantangan lain hadir jika pemilik usaha adalah generasi baby boomer, terutama yang memang kurang tertarik dengan digitalisasi. Jangankan diajak berpikir digitalisasi, diajak mengutak-atik fitur gawai saja takut (takut HP-nya error, takut salah pencet jadi saldo hilang, dan lain-lain). 

Ada juga yang sudah lebih berani, tapi biasanya harus diajar berkali-kali baru paham. Tapi ini tidak semua ya. Ada juga baby boomers yang cukup melek digital. Agak berbeda kalau pemilik usaha adalah generasi Y atau Z.

Padahal usaha yang sudah go-digital memiliki banyak manfaat untuk UMKM. Manfaatnya antara lain:

  • Memaksimalkan jangkauan pasar melalui marketplace. Bukan saja pasar domestik tapi bahkan bisa sampai ke luar negeri. 
  • Praktis dan aman, karena transaksi lebih banyak menggunakan uang elektronik. 
  • Lebih mudah membuat pembukuan usaha. 
  • Transformasi digital menunjang pengembangan usaha lebih lanjut. Misalnya: mengenal perilaku konsumen, mendorong inovasi produk, dll

Saat ini UMKM di Indonesia berjumlah kurang lebih 64,19 juta UMKM. Kemudian UMKM yang sudah go-digital berada pada angka 17,25 juta atau baru 26,87% dari total UMKM (sumber data). Walaupun masih rendah, pertumbuhan UMKM yang sudah go-digital sebenarnya cukup tinggi terutama setelah pandemi melanda.

Jadi kita punya peluang yang besar untuk terus mendorong lebih banyak lagi UMKM yang go-digital. Pemerintah sendiri sudah menargetkan pelaku UMKM yang go-digital pada tahun 2024 nanti akan berjumlah 30 juta UMKM. Ini mimpi besar kita. Oleh karena semua pemangku kepentingan mesti bekerja bersama-sama untuk mempercepat pencapaian target ini.

Koperasi sebagai mitra gerakan ekonomi masyarakat kecil sangat dekat hubungannya dengan UMKM. Ini membuat peran gerakan koperasi cukup strategis mendorong UMKM go-digital, tentu saja dengan catatan koperasinya sudah lebih dulu melakukan transformasi digital.

Credit Union kami menyadari benar peranan ini sehingga kurang lebih 4 tahun terakhir cukup intens melakukan digitalisasi pada sistem keuangan serta produk dan layanan, berkolaborasi dengan mitra-mitra yang relevan. Walaupun core business layanan Credit Union adalah simpan pinjam, Credit Union harus tetap memberikan pendampingan dan pemberdayaan kepada anggota-anggotanya, termasuk di dalamnya para pelaku UMKM.

Berkaca dari pengalaman selama ini, ada beberapa kiat yang bisa dilakukan oleh koperasi untuk mendorong anggota-anggotanya, para pelaku UMKM, untuk go-digital.

Investasi untuk Transformasi Digital

Ini hal yang pertama dilakukan. Digitalisasi membutuhkan biaya. Jadi para pengurus koperasi harus mengalokasikan dana untuk menunjang digitalisasi koperasi, baik core system maupun mobile. Terhubung ke sistem digital akan membuka pintu pada transformasi digital selanjutnya yang mestinya akan membawa banyak manfaat untuk koperasi sendiri. 

Manfaat ini bukan sekadar dinilai secara materi (rugi laba) tapi juga harus dilihat secara menyeluruh, seperti misalnya branding koperasi, kepuasan anggota dan lain-lain. 

Digitalisasi juga membuat pengurus, pengawas, pengelola dan anggota akan memiliki mindset digitalisasi yang akan membantu koperasi mengembangkan peta jalan digitalisasi selanjutnya.

Pelatihan dan Pendampingan 

Walaupun koperasi belum bisa mengembangkan marketplace atau sistem digital sendiri, koperasi bisa tetap berperan besar untuk pengembangan UMKM. Misalnya koperasi bisa memberikan pelatihan mengenai bagaimana melakukan peningkatan kualitas produk, bagaimana mengemas produk agar menarik, menjadi fasilitator dengan menghadirkan pihak-pihak terkait guna melakukan sosialisasi perizinan usaha, memberi pelatihan fotografi produk, memberi pelatihan pemasaran lewat media sosial dan lain-lain.

Jika koperasi sudah bisa melakukan membangun marketplace sendiri entah secara mandiri atau bekerja sama dengan pihak ketiga, koperasi bisa melakukan bimtek-bimtek kepada UMKM agar lebih familiar dengan marketplace tersebut, misalnya bimtek pengelolaan toko daring dan lain-lain.

Koperasi juga bisa membantu promosi dan membantu memasarkan usaha anggota melalui media sosial resmi milik koperasi dengan mencantumkan slug atau tautan toko digital milik UMKM-nya agar semakin dikenal oleh anggota koperasi lain dan masyarakat luas.

Stimulus

Peranan ini tidak kalah penting untuk dilakukan. Kita mengenal istilah "bakar duit" yang biasa dilakukan perusahaan startup untuk menarik minat masyarakat. Koperasi juga bisa melakukan kiat-kiat serupa untuk mendorong digitalisasi UMKM. Tentu saja jangan membayangkan "bakar duit" gila-gilaan ala startup. Model bisnis mereka berbeda jauh dengan koperasi. Biasanya mereka memiliki sumber modal besar dari pihak ketiga. Sedangkan koperasi benar-benar mengandalkan modal dari anggota.

Intinya, koperasi memiliki biaya yang digelontorkan untuk tujuan ini. Sumber dananya bisa dari pendapatan usaha atau juga bisa dari dana cadangan yang disiapkan secara khusus. Besar atau kecil itu relatif karena harus disesuaikan dengan kemampuan koperasi.

Tujuan dari program stimulus ini adalah mempertemukan UMKM-UMKM dengan pembelinya, baik dari anggota koperasi sendiri atau masyarakat umum pada platform digital.

Stimulus yang bisa dilakukan antara lain: mengadakan pasar online untuk jual beli produk anggota dengan memberi insentif pada pembeli dan UMKM. Insentifnya adalah reward untuk pembeli dan UMKM dengan transaksi terbanyak, misalnya. Koperasi juga bisa memberi suvenir kepada anggota pada perhelatan tertentu, misalnya pada saat Rapat Anggota, berupa voucher belanja yang hanya bisa ditukar jika belanja dilakukan secara daring pada UMKM yang sudah go-digital.

Demikian beberapa contoh kiat yang bisa dilakukan koperasi untuk mendorong UMKM go-digital. Jadi peran koperasi adalah menanamkan mindset digital dan memberikan stimulus kepada anggota-anggotanya. Memang butuh biaya yang tidak sedikit, tapi jika dilakukan secara konsisten maka kelak hasilnya juga akan dinikmati oleh gerakan koperasi itu sendiri.

Semakin banyak koperasi yang berhasil mendorong anggota-anggota pelaku UMKM untuk go-digital,  gerakan koperasi semakin menjalankan peran sebagai soko guru perekonomian nasional: membangun perekonomian masyarakat sesuai dengan tantangan dan tuntutan zaman. (PG)

Baca juga:

Merangkul Milenial dalam Koperasi "Zaman Now"

Waspadalah, "Koperasi" Bisa Jadi Modus Operandi Shadow Banking

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun