Pemimpin yang menghubungkan akan mengajak setiap orang bukan saja untuk berpartisipasi, tapi sampai pada memberdayakan diri (self empowerment) dalam sebuah tim. Project atau beban kerja adalah kesempatan bagi setiap orang untuk meningkatkan kapasitasnya, bukan saja rutinitas jobdes belaka.
Sudah menangkap perbedaan esensi antara mengarahkan atau menghubungkan?
Bagi yang belum atau masih sedikit bingung mungkin tabel di bawah ini bisa lebih membantu. Selama ini pendekatan kepemimpinan kita lebih condong ke mana, mengarahkan atau menghubungkan?
Nah, setelah menangkap perbedaannya, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana sih kiat-kiat menjadi pemimpin yang menghubungkan?
Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan tersebut.
Semangat!
Seorang pemimpin harus piawai menularkan semangat kepada timnya. Jika anda adalah seorang team leader, misalnya, berilah senyum terbaik di awal pagi dan sapalah masing-masing anggota tim dengan hangat.Â
Ini contoh upaya kecil untuk menularkan semangat. Bayangkan apa yang terjadi jika anda masuk kantor dengan wajah kusut dan langkah yang gontai? Bisa-bisa anggota tim akan ikut kurang semangat yang bisa membawa pengaruh kurang baik pada kinerja mereka.
Dengan memiliki semangat, setiap orang dapat bekerja dengan baik untuk mewujudkan gol tertentu sekalipun itu sangat menantang dan tidak mudah dicapai.Â
Cari strategi yang sesuai untuk menjaga semangat dan motivasi tim dalam bekerja. Memberi stimulus seperti bonus, reward dan lain-lain bisa membantu. Tapi biasanya motivasi yang datang dari dalam diri sendiri lebih besar dan lebih lama durasinya dibanding motivasi yang datang dari luar.Â
Oleh karena itu sebaiknya pemimpin harus sering membuka komunikasi baik secara kolektif atau personal untuk mengetahui harapan-harapan anggota timnya.