Dia mengangguk. "Tadi dari wastafel sebentar,"
"Oh iya maaf-maaf. Aku pikir tadi kosong," aku pun berdiri kembali "Nanti aku cari yang lain saja."
"Gak apa-apa kok. Sendirian saja kan? Sepertinya meja yang lain juga sudah penuh. Tuh yang baru datang ada yang sampai antri dekat kasir," sahutnya sambil tersenyum memamerkan lesung pipitnya.
Duh! Cowok mana yang kuat dengan senyum manis itu.
"Oke kalu gitu. Mbak, kerja di Pasifik kan? Sepertinya wajahnya familiar,"
"Panggil Ririn saja, Kak."
Kami bersalaman.
"Aku Roy. Panggil Roy saja. Kita tetanggaan kantor, aku di Royal Property,"
"Iya tahu kok,"
Dia tersenyum lagi.
Demikianlah awal pertemuan kami. Makan siang itu aku yang bayar walau dia awalnya ngotot mau split bill. Aku harus meninggalkan kesan baik di pertemuan pertama dong. Jadi aku juga ngotot mentraktir, jadi dia pun mengalah.