Jika diucapkan sesekali, mungkin tidak akan terlalu mengganggu. Tapi jika diucapkan keseringan, misalnya dalam satu kalimat saja ada tiga atau empat filler words, hal ini bisa menggangu fokus audiens. Mereka akan menangkap kesan kita sebagai pembicara ragu-ragu, gugup atau kurang menguasai topik yang disampaikan.
Nah, demikianlah beberapa kebiasaan yang harus dihindari saat menjadi pembicara publik. Menghilangkan kebiasan tersebut pada awalnya memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan, terutama saat kita diserang rasa gugup.Â
Jika itu terjadi biasanya pengendalian terhadap diri sendiri semakin sulit dilakukan. Tapi seiring jam terbang yang bertambah, kita pun semakin nyaman tampil di depan publik dan semakin mawas diri sehingga mampu mengurangi kebiasaan-kebiasaan tersebut.
Beberapa di antaranya juga dapat diminimalkan dengan persiapan yang lebih baik. Dengan persiapan alur penjelasan yang baik, misalnya, kita dapat mengurangi filler words saat tampil berbicara di depan umum.Â
Saya sendiri cenderung lebih mudah gugup saat membawakan topik yang belum dikuasai sepenuhnya dibanding topik yang sudah dipersiapkan dengan baik. Â
Semoga bermanfaat. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H