Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

6 Kebiasaan yang Harus Dihindari Pembicara Publik

5 Juni 2022   13:48 Diperbarui: 5 Juni 2022   15:11 1826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama peserta usai salah satu training. Gambar dari dokumen pribadi

Gerakan tangan yang tidak pada tempatnya bisa jadi juga menimbulkan kesan negatif di mata audiens. Menyilangkan tangan, misalnya, secara body language bisa diartikan sebagai resistensi atau pembicara cenderung menutup diri dari audiens. Kemudian berkacak pinggang menimbulkan kesan superior atau menggurui.

gambar dari lifestyle.kompas.com (shutterstock)
gambar dari lifestyle.kompas.com (shutterstock)

3. Berbicara terlalu Cepat atau Terlalu Lambat 

Ada beberapa pendekatan yang berbeda saat membawakan materi dan bercakap-cakap biasa dengan orang lain. Salah satunya adalah mengatur kecepatan berbicara agar semua orang bisa mengikuti pembahasan kita dengan baik. 

Berbicara terlalu cepat membuat mereka kesulitan mengikutinya, tapi berbicara terlalu lambat juga dapat membuat audiens jenuh atau mengantuk. Tentu sesekali memainkan dinamika kecepatan berbicara diperbolehkan. 

Misalnya untuk memberi penekanan atau penegasan pada point tertentu dari penjelasan, kita dapat menurunkan kecepatan berbicara. Tapi di luar itu, harus hati-hati menjaga kecepatan berbicara kita.

4. Menghindari Eye Contact  

Dahulu ada nasihat seperti ini, jika pembicara gugup, tidak perlu melihat langsung ke mata audiens. Cukup menjatuhkan titik pandang sekitar 5 cm atau 10 cm di atas mata audiens.

Tapi seiring waktu, saya menyadari nasihat ini bisa membuat presentasi jadi kurang efektif, apalagi jika audiens tidak terlalu banyak atau jarak antara pembicara dan audiens cukup rapat sehingga mereka bisa menangkap dengan jelas arah pandang dan bahasa tubuh pembicara. 

Justru sebaiknya, kita harus berani menatap langsung ke mata para audiens secara merata. Ini membuat audiens benar-benar merasa tersapa sehingga akan berusaha menangkap pesan yang kita sampaikan.

Jika menghindari eye contact atau pandangan kita lebih sering tertuju ke objek yang lain, audiens akan merasa diabaikan sehingga lama kelamaan mereka tidak akan menyimak penjelasan kita dengan serius.

5. Tertawa Tidak pada Tempatnya

Senyum atau tawa memang dapat membantu kita mengurangi ketegangan saat tampil di depan umum. Tapi hati-hati jika kita tertawa bukan pada tempatnya, seperti saat menyampaikan topik yang serius, atau bahkan keseringan tertawa. Hal ini juga dapat mengganggu fokus audiens atau audiens menganggap kita kurang serius saat menyampaikan materi.

6. Kebanyakan Filler Words

Filler words adalah kata-kata yang digunakan untuk mengisi jeda antara frase saat penjelasan berlangsung. Seperti misalnya "ya", "eng...", "ng...", "Mm...", "Ng..." atau bisa juga kata sambung yang digunakan terus-menerus sepanjang penjelasan, seperti "terus ..." atau "lalu ..." dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun