Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Dukun Milenial

4 Mei 2022   19:51 Diperbarui: 4 Mei 2022   19:52 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah transaksi pembayaran uang muka diselesaikan, Rara langsung pamit. Tapi sebelum melewati pintu ruang tamu, Rara teringat sesuatu.

"Ada pantangan untuk saya gak, Mbah?"

"Pantangan? Tidak ada. Hanya saran saya, don't make it easy for him."

"Maksudnya bagaimana, Mbah?"

"Kamu kan cewek. Walaupun dia nanti akan cinta mati sama kamu dan ngejar-ngejar kamu setengah mati, sebagai cewek kamu harus jual mahal sedikit."

"Oh, iya, Mbah. Paham," ucap Rara lagi lalu benar-benar pamit dan meninggalkan rumah Mbah Roy.

***

Adam. Rara dan hampir semua cewek sekantor mengidolakannya. Ganteng, tinggi, rapi, mapan dan baik hati. Sifat-sifat lelaki yang jadi jaminan mutu untuk membuat luluh hati para wanita.

Hanya saja untuk urusan percintaan dia memang sangat dingin, entah apa pemicunya. Nampaknya dia benar-benar tidak peduli dengan usia 33 tahun tanpa pasangan hidup, atau paling tidak kekasih hati.

Awalnya Rara hanya menaruh rasa simpati pada status Adam itu. Tiga bulan lalu dia dipromosikan menduduki posisi General Affair di perusahaan. Sejak itu dia semakin sering berelasi dengan para manajer divisi termasuk Adam. Sejak itu juga perasaannya perlahan-lahan berubah menjadi cinta. Menurutnya usia yang terpaut 7 tahun lebih muda dari Adam tidak akan menjadi masalah untuk hubungan mereka.

Sayangnya cinta Rara bertepuk sebelah tangan. Dia sudah berkali-kali memberi sinyal perhatian khusus ke Adam, seperti mengirim pesan untuk menanyakan kabar, memberi hadiah kecil, beberapa kali membuatkan makanan dan hal lainnya. Tapi Adam tetap bergeming.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun