Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengkritisi Poster "Lebih Baik Bercinta 3 Ronde daripada Harus 3 Periode"

14 April 2022   13:56 Diperbarui: 15 April 2022   01:15 2360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari beautynesia.co.id

Demonstrasi besar-besaran mahasiswa yang berlangsung pada tanggal 11 April lalu menyisakan banyak cerita yang menarik. Di antaranya adalah kehadiran sejumlah poster aksi dengan kata-kata nyeleneh yang sukses menyita perhatian warganet. Misalnya poster yang dipegang salah satu mahasiswi dengan tulisan "Lebih Baik Bercinta 3 Ronde Daripada Harus 3 Periode"

Jika bertujuan untuk menarik perhatian khalayak, ya, poster ini sudah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Karena menarik perhatian, gambar poster ini menjadi viral dan berseliweran di lini masa media sosial beberapa saat setelah aksi bergulir.

Sejumlah opini menyikapi poster ini pun banyak bermunculan. Tapi secara garis besar segala tanggapan masyarakat tersebut bisa dikelompokkan menjadi dua.

Yang pertama adalah mereka yang kurang setuju dengan penggunaan kata-kata tersebut. Kesannya malah mendegradasi nilai-nilai yang sedang diperjuangkan dalam aksi tersebut. Isu nasional kok disandingkan dengan hal-hal yang sifatnya privat atau receh seperti bercinta tiga periode? Selaras dengan tanggapan terhadap poster-poster lain yang bertema sama. Kurang lebih demikian argumen kelompok pertama.

Yang kedua adalah mereka yang mendukung. Argumennya adalah kata-kata tersebut digunakan memang sebagai kiat untuk menarik perhatian. Pun tidak perlu ditanggapi secara harafiah, karena subjektifitas kata-kata tersebut sangat relatif. Yang paling penting pesan yang ingin disoroti tersampaikan. Kata-kata "bercinta 3 ronde", misalnya, tidak harus diterjemahkan secara vulgar sebagai adegan cinta di atas ranjang.

Argumen ini ada benarnya juga. Begitu sebuah pesan dipublikasikan, penafsiran makna pesan tersebut akan sangat tergantung oleh interpretasi dan pemahaman penerima pesannya.

Oke, kita bisa berdebat seharian jika mempertentangkan argumen kelompok pertama dan kedua tersebut. Tapi tulisan ini dibuat lebih untuk menganalisis lebih jauh diksi yang digunakan pada poster.

Kata-kata kuncinya terletak pada kata penghubung lebih baik .... dan daripada ....

Karena tuntutan aksi adalah menolak isu presiden 3 periode, tentu kita langsung paham bahwa kondisi "harus 3 periode" di ujung kalimat adalah kondisi yang ditolak oleh aksi mahasiswa tersebut.

Nah, pada kata-kata bernuansa protes atau penolakan, kondisi yang mengikuti frase "lebih baik" biasanya sama buruknya atau justru lebih buruk daripada kondisi yang ditolak. Ini untuk menunjukkan totalitas dari penolakan tersebut.

Perhatikan kalimat penolakan ini: lebih baik mati daripada harus menikah denganmu.

Walaupun mati adalah takdir, mati adalah kondisi yang kita semua tidak inginkan terjadi. Tapi bagi orang yang sungguh-sungguh menolak sebuah pernikahan, "mati" adalah kondisi yang lebih diinginkan terjadi. Kalimat penolakan ini menunjukkan dia benar-benar tidak menginginkan pernikahan tersebut dan bila perlu memilih kondisi yang lebih buruk terjadi pada dirinya.

Sementara itu, pada poster di atas kata "bercinta 3 ronde" itu bukan sesuatu yang buruk atau menakutkan, malah asyik atau menyenangkan. Kata "bercinta" itu sendiri bukanlah hal yang buruk. Cinta adalah emosi positif yang kita miliki. Apalagi ditambah embel-embel "3 ronde", terlepas dari apapun tafsir anda terhadap kata tersebut, bercinta mestinya jadi sesuatu yang menyenangkan, bukan?

Jadi jika disandingkan dengan frase "harus 3 periode", kata-kata protes ini justru seperti kehilangan legitimasinya.

Jika kata-kata pada poster tersebut akan dianalogikan dengan kalimat lain, jadinya seperti ini:

Lebih baik minum es jeruk daripada minum racun serangga.

Racun serangga jika diminum memang berbahaya untuk kesehatan, jadi tentu saja orang lebih memilih minum es jeruk. Lebih sehat dan segar.

Lebih baik nonton film di bioskop daripada nonton kamu selingkuh. 

Pacar selingkuh adalah hal yang menyakitkan, jadi jika diberi pilihan nonton pacar selingkuh atau nonton film di bioskop tentu kita akan lebih memilih yang kedua.

Kembali ke kata-kata protes tersebut. Alih-alih menyandingkan frase "harus 3 periode" dengan frase "bercinta 3 ronde" ada pilihan kata yang mestinya lebih tepat digunakan.

Misalnya menggunakan frase "bertinju dengan Mike Tyson". Jadi kalimat lengkapnya

Lebih Baik Bertinju dengan Mike Tyson 3 Ronde, daripada harus 3 periode.

Siapa yang tidak kenal si leher besi Mike Tyson? Untuk orang awam, melawan Tyson dalam ring tinju dan bisa bertahan sampai 3 ronde itu sudah luar biasa, malah nyaris mustahil. Dengan menggunakan frase ini makna penolakan tersebut lebih tajam terlihat. Walaupun melawan Tyson itu mustahil, tapi jika itu harus dilakukan untuk menolak presiden 3 periode, ya siapa takut. Kira-kira demikian pesan yang akan ditangkap pembaca poster.

Memang tidak bisa disangkal, mahasiswa-mahasiswi hari ini adalah generasi Z yang memiliki karakteristik tersendiri. Dibesarkan dalam lingkungan digital, membuat mereka cenderung lebih kreatif dan berpikir out of the box. Tapi di sisi lain, inilah yang membuat mereka kadang lebih fokus pada sensasi daripada esensi dari segala sesuatu.

Tapi bagaimanapun juga, argumen mahasiswa-mahasiswi yang menulis poster tetap harus dihormati. Pemilihan diksi yang menurut sebagian orang nyeleneh atau malah tidak pantas inilah yang justru membuat pesan-pesan mereka diperbincangkan banyak orang. (PG)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun