Nah, anda tipe investor yang mana? Tipe agresif dalam arti mengejar cuan yang tinggi tapi siap dengan risiko yang tinggi pula, tipe moderat alias sedang-sedang saja, atau tipe konservatif alias tidak apa-apa keuntungan kecil asal risiko juga kecil bahkan tidak ada sama sekali. Carilah risiko yang paling tepat untuk diri sendiri.
Memang biasanya ada instrumen-instrumen yang bisa digunakan untuk menekan risiko seperti misalnya menggunakan analisis stop loss di pasar perdagangan berjangka. Tapi ini mengandaikan anda paham benar dengan cara kerja investasi tersebut.
Makanya sebagian orang berprinsip untuk masuk ke dunia investasi yang tinggi spekulasinya sebaiknya menggunakan dana tersendiri. Dana ini sudah kita relakan lahir batin kalau harus hilang karena kerugian investasi. Jangan sekali-kali menggunakan dana yang sudah dipersiapkan untuk tujuan lain, seperti tabungan pendidikan anak-anak atau dana darurat, agar jika terjadi risiko tujuan keuangan yang lain tidak terganggu.
Kesimpulannya, faktor referensi orang terkenal atau referensi tokoh masyarakat sekitar kita sebaiknya tidak dijadikan faktor utama saat menimbang-nimbang mau ikut berinvestasi atau tidak. Cermati keamanan dan peluang serta risiko instrumen investasi tersebut dengan baik. Jadi referensi hanya sebagai faktor pertimbangan tambahan saja. Jangan dibalik, masuk investasi hanya karena latah, bukan karena paham dengan investasi yang dipilih. (PG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H