Pernahkah anda ditawari instrumen investasi dengan memberi referensi orang-orang tertentu sebagai rujukannya? Bisa jadi tokoh masyarakat setempat, pemuka agama atau orang-orang terkenal yang sudah duluan membeli atau bergabung dengan investasi tersebut.
"Itu loh, bapak A sudah join bersama kami. Bisa dicek,"
"Bapak kepala Desa juga sudah masuk kok. Dia inves 10 juta kemarin."
"Tidak usah ragu, itu artis B ngambil investasi ini juga,"Â
Biasanya demikian rayuan-rayuan kepada calon investor. Cara-cara seperti ini biasanya menyasar orang-orang yang kurang paham dengan hitung-hitungan untung rugi investasi, sehingga menjadikan referensi tersebut sebagai pertimbangan utama.
Apakah cara ini salah?
Sebenarnya salah atau tidak dinilai dari kondisi investasi yang ditawarkan. Sejauh investasi tersebut memang nyata dan legal, tidak salah menjadikan orang-orang tertentu sebagai referensi. Yang salah kalau investasi yang ditawarkan ternyata adalah investasi bodong.
Tidak selamanya orang-orang terkenal atau tokoh masyarakat paham dengan investasi yang mereka ambil. Bisa jadi mereka pun latah, bukan karena memahami dengan baik skema investasi yang mereka beli atau ambil. Kebetulan saja mereka punya nama besar sehingga dicatut oleh pemasar investasi.
Jadi tidak perlu terpengaruh - Ini kiat untuk menyikapi taktik menjadikan orang lain sebagai referensi. Mau investasinya bodong atau beneran, jangan menjadikan referensi orang-orang terkenal sebagai pertimbangan utama. Lebih baik tetap bijak memilih investasi dengan beberapa kiat yang sebenarnya sudah cukup sering dibagikan.