Hati-hati ya Bang
Begitulah rezim otoriter. Sukanya menakut-nakuti rakyat.
dan aneka jawaban lainnya.
Baron asyik membaca satu per satu balasan twitnya di ruang tamu, sambil sesekali tersenyum. Dia terkejut saat menengok ke arah pintu yang terbuka. Dia pun buru-buru bersembunyi di bawah jendela, agar tidak terlihat dari luar.
Orang tidak dikenal itu muncul lagi. Kali ini dia mulai berani mengintip dari balik pagar besi yang membatasi halaman rumah dan jalanan.
Baron baru mau mengangkat HP-nya perlahan-lahan untuk mencoba mengambil video orang itu dari balik jendela saat emak muncul dari dalam.Â
"Ada apa sih? Kayak maling jemuran dikejar massa gitu?" tanya Emak.
Baron menempelkan telunjuk di depan bibir untuk menyuruh Emaknya diam. Tapi perhatian Emak beralih pada suara panggilan dari luar pagar.
"Iyaa, cari siapa ya?" sahutnya, sambil berlalu meninggalkan Baron dan beranjak ke teras, tidak peduli Baron setengah mati memberi isyarat 'jangan keluar'.
"Cari siapa ya?" tanya Emak lagi. Saat ini dia sudah berdiri di ujung teras.
Laki-laki tak dikenal yang berdiri di luar pagar menyahut sopan. "Maaf mengganggu, Bu. Mas yang rambutnya gondrong sebahu tinggal di sini ya?"