Dengan melihat agama secara utuh pada kedua dimensi, kita tidak perlu menjadikan pernyataan Pangkostrad di atas sebagai sebuah polemik.
Lah, kalau semua agama benar siapa yang salah dong? Yang salah ya pemeluknya! Kenapa mau saja menjadikan agama sebagai sekat yang pada akhirnya membuat repot diri sendiri. Dengan beragama secara baik, apapun agamanya, seharusnya kehidupan kita sebagai masyarakat juga lebih baik, bukan malah sebaliknya.
Jadi jika kembali ke kalimat pembuka artikel, Kalau semua agama benar, ya udah kamu masuk agama aku saja!Â
Seandainya kalimat itu ditujukan ke saya, secara spontan saya akan menjawab, bro, andai saja pindah agama itu sesederhana buka tutup akun medsos, saya sih mau saja. Lagi pula, di agama yang sekarang saja saya masih beragama senin kamis, padahal sudah dari lahir loh. Tidak ada jaminan di agama kamu kehidupan beragama saya akan lebih baik. (PG)
---
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H