Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bulan Purnama di Atas Wajan

25 Agustus 2021   19:30 Diperbarui: 25 Agustus 2021   19:39 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Habis? Kamu bilang tadi pagi masih ada sedikit."

"Iya, Bang. Tapi uangnya aku pakai beli obat. Tadi gak tahu kenapa aku tiba-tiba demam. Siang tadi habis makan obat sebenarnya agak mendingan, tapi ..."

Tarno terkejut. Refleks dia meraba kening istrinya.

"Iya, ya. Obat demamnya masih ada?"

Marni mengangguk.

"Sudah makan?"

Marni menggeleng. 

Tarno menepuk jidatnya. "Ya udah, kita makan dulu. Tadi si Sarmin bayar utang yang dia pinjam bulan lalu. Aku pakai duit itu dulu untuk beli lauk di warung Bu Sum."

Tarno pun tergopoh-gopoh keluar rumah, untuk mencari lauk teman makan nasi malam ini. Rumah Bu Sum dekat saja, jalan kaki tiga menit sudah sampai. Kalau berjalan setengah lari seperti yang dilakukan Tarno barusan, paling semenit sudah sampai.

Untunglah bulan purnama masih utuh di langit malam. Semesta baru saja bekerja, menukar purnama di atas wajan dengan kekhawatiran di kepala Marni.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun