Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Efektifkah Baliho Dongkrak "Brand Awareness" terhadap Politisi?

15 Agustus 2021   12:28 Diperbarui: 16 Agustus 2021   04:41 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi menurut saya pendekatan yang paling mumpuni untuk membangun brand awareness di dunia politik adalah memiliki personal branding yang kuat. Dan tentu saja karena kita berbicara pilpres, maka siapa yang paling memiliki personal branding sebagai pemimpin rakyat, dia-lah yang memiliki kans terbesar memenangkan kompetisi.

Membangun Personal Branding

Presiden Jokowi adalah salah satu contoh yang tepat untuk menggambarkan bagaimana personal branding ini bekerja.

Jika kita mundur beberapa tahun ke pilpres 2014, terlihat paling tidak ada dua faktor kunci yang membuatnya berhasil merebut hati sebagian besar masyarakat Indonesia. 

Yang pertama adalah konsistensi dalam membangun personal branding sebagai pemimpin masyarakat yang sederhana, merakyat, tidak neko-neko dan berusaha membenahi masalah dengan cara-cara yang humanis.

Ini konsisten dilakukan sejak menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI dan berlaga pada pemilihan presiden.

Yang kedua, sejalan dengan rekam jejaknya memimpin masyarakat, Jokowi juga berhasil membangun personal branding lewat gencarnya pemberitaan media tentang dirinya. 

Saat itu kita tahu Jokowi menjadi sosok favorit dalam pemberitaan. Nyaris tidak ada aktivitasnya yang tidak tersorot kamera awak media. Bahkan turun ke gorong-gorong pun bisa jadi percakapan se-Indonesia Raya. Jokowi sampai mendapat predikat "media darling" saking seringnya jadi bahan pemberitaan.

Konsistensi dalam bekerja dan akrab dengan media, dua hal ini saling terkait dalam membangun personal branding seorang Jokowi. Jika hanya salah satunya saja yang dominan, misalnya berkinerja baik tapi minim pemberitaan, atau selalu jadi pemberitaan tapi berkinerja jelek, saya rasa tidak akan berhasil membuat sosok Jokowi berada pada posisinya saat ini.

Nah, kita kembali ke para politisi yang akan bertarung pada pilpres 2024.

Selain lewat baliho yang mentereng, apa lagi kira-kira strategi mereka untuk menggaet simpati rakyat? Toh masih ada rentang waktu yang panjang sampai waktu puncak kompetisi tiba.

Sudah saatnya menempuh cara yang lebih signifikan untuk membangun personal branding sebagai pemimpin yang dibutuhkan rakyat. Menggunakan baliho itu kiat yang sudah umum dilakukan, tapi memiliki jangkauan yang terbatas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun