"Nonton film yuk, di bioskop yang depan pasar sore. Aku yang traktir. Mau gak?"
Tiwi memandang tidak percaya pada wajah Bejo. Benarkah Bejo barusan mengajaknya jalan berdua?
"Tapi kalau kamu tidak mau juga tidak apa-apa kok," ucap Bejo lagi. Respon Tiwi barusan membuatnya jadi ragu.
"Eh, mau, Bang Bejo. Iya, aku mau, kok."
"Beneran?" Kali ini Bejo yang menatap tidak percaya.
Tiwi mengangguk malu-malu, lalu kembali memalingkan wajahnya. Bejo pun tersipu.
Setelah menyelesaikan transaksi mereka dan membuat janji bertemu, keduanya beranjak dari situ, meneruskan tujuan masing-masing ke arah yang berlawanan.
Di atas dahan jambu air, Cupid menatap bahagia dua insan yang sedang kasmaran itu. Merasa misinya telah berhasil, dia mengambil ancang-ancang lalu terbang menuju ke langit biru.
---
Beberapa jam kemudian, tepatnya 15 menit sebelum jam 17.00, Tiwi sudah menunggu di depan pasar sore. Di situ ada sebuah halte yang sudah jarang digunakan, tapi masih terawat baik. Jadi Tiwi duduk manis di kursi halte sembari celingak-celinguk mencari sosok Bejo di antara keramaian manusia di sekitarnya.
Sore ini dia kelihatan begitu berbeda. Jika sehari-hari lebih sering mengenakan baju kaos berlapis sweater yang warnanya sudah pudar dibakar matahari dan nyaris tanpa polesan make up sama sekali, kali ini dia terlihat lebih anggun dan seksi.Â