Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Belatung

11 Maret 2021   20:29 Diperbarui: 11 Maret 2021   22:29 2089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Empat hari lalu, masalah belatung dan bau menyengat sudah dituntaskan.

Setelah mendengar cerita Randu tentang mimpi anehnya, bapak kos berinisiatif menghubungi salah satu orang pintar yang masih terhitung keluarga jauhnya.

Orang pintar itu diminta menerawang rumah kos khususnya kamar Randu dan ... ternyata benar. Ada makhluk halus yang menghuni kamar itu. Menurutnya, roh gadis yang meninggal karena kecelakaan itu nyasar dibawa angin dan terperangkap di kamar Randu. Berbekal ilmu yang dimilikinya, makhluk tidak kasat mata itu pun berhasil dikeluarkan dari kamar Randu dan rumah kos-kosan.

Setelah itu memang Randu tidak merasakan gangguan apa-apa lagi.

Setelah puas mengambil gambar, Randu kembali bergabung dengan teman-temannya yang sudah bersantai ria di lapak penjual es kelapa muda. Dia kembali membuka galeri kamera untuk mengamati puluhan hasil jepretannya. Pemandangan laut, pantai, sejumlah foto makro, hasilnya cukup memuaskan.

Randu mengernyitkan kening. Seingatnya, tidak ada model satu pun dalam semua foto yang diambilnya. Tapi pada salah satu foto, nampak seseorang berdiri di antara pohon kelapa. Orang itu menghadap kamera, tapi wajahnya kurang nampak karena diambil dari jauh. Randu pun membesarkan gambar untuk melihat lebih jelas siapa gerangan model dadakan itu, apakah warga lokal atau salah satu kawannya yang tanpa sengaja tertangkap kamera?

Seorang gadis ternyata. Matanya membelalak. Dia tidak mungkin lupa raut wajah itu, juga tatapan sayu itu. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang dan bulu kuduknya berdiri tegak.

Pluk! Seekor belatung jatuh dari tas kameranya. 

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun