---
Aroma menyengat tiba-tiba hilang. Randu terbangun dengan napas tersengal-sengal.
"Sial!" umpatnya. Rupanya hanya mimpi. Dia meraih gawai yang disimpan di sisi tempat tidur, tempat biasanya. Jam digital di layar gawai menunjukkan angka 3.42.
Hanya mimpi. Tapi mimpi itu seperti benar-benar nyata.
Untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Dia turun dari tempat tidur dan memandang seluruh lantai kamarnya. Tidak ada belatung atau mahluk apa pun di atas situ.
Dia juga memandang langit-langit kamar. Semuanya nampak seperti biasa.
Hanya mimpi ...
---
Sekali setiap bulan, Randu bersama teman-temannya dari komunitas fotografi biasanya mengunjungi tempat-tempat wisata lokal untuk berburu pemandangan. Kali ini mereka mengunjungi sebuah pantai eksotik yang berjarak satu jam perjalanan dari pusat kota.
Pantai itu masih perawan. Belum banyak jejak komersialisasi di sana. Bahkan tidak ada tiket masuk khusus. Randu dan rombongan hanya membayar biaya parkir kendaraan pada warga lokal yang menjaga areal masuk.
Sesampai di sana mereka pun berpencar mencari objek dan angle favorit masing-masing. Randu memilih menyusuri bibir pantai yang sesekali diseka buih ombak. Pandangannya dilemparkan jauh-jauh ke laut lepas dan pulau-pulau kecil di sana.